Jakarta, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Caringin, Bogor KH Luqman Hakim menjelaskan bahwa ketika seseorang memihak pada nafsu, maka perilaku-perilaku negatif akan muncul. Mengedepankan kepentingan nafsu akan melahirkan maksiat, kealpaan, dan syahwat liar.
“Memihak kepentingan nafsu pasti akan melahirkan maksiat, kealpaan dan syahwat liar,” terang Kiai Luqman dikutip NU Online, Rabu (21/11) lewat twitternya.
Menurut Direktur Sufi Center Jakarta ini, maksiat, kealpaan, dan syahwat liar menjadi faktor dehumanisme, materialisme, hedonisme, destruksi global dan tentu saja syaithanisme.
“(kerusakan-kerusakan tersebut akan terjadi) apa pun alasannya, termasuk mengusung nama agama dan Tuhan,” tegasnya.
Menurutnya, nafsu bila dirahmati, akan transformatif menuju kesadaran mulia, dari ammarah, menuju lawwamah, menuju mulhamah, muthmainnah, radhiyah, mardhiyah, 'arifah dan kamilah.
“Jangan relakan dirimu berhenti di stasiun nafsu itu, karena harus maujud dalam kehambaanmu,” tutur Kiai Luqman.
Ia menandaskan, gelombang demi gelombang putih di laut bagai mutiara. Ternyata buih semua. Tidak ada yang lebih memedihkan dan nestapa bagi peradaban dibanding gelombang kebinatangan menuju titik zaman gelap.
“Saat generasi kita lebih bahagia jadi binatang dibanding jadi manusia,” tutur penulis buku Psikologi Sufi ini. (Fathoni)