Nasional

Aksi Pro-Palestina di Boston Soroti Penggunaan Pajak AS dalam Konflik Gaza

Sabtu, 4 Januari 2025 | 18:00 WIB

Aksi Pro-Palestina di Boston Soroti Penggunaan Pajak AS dalam Konflik Gaza

Demonstrasi mendukung Palestina di Boston. (Foto: tangkapan layar Instagram @bsac_boston)

Boston, NU Online 

 

Bertepatan dengan malam tahun baru 2025, Koalisi Boston untuk Palestina (BCFP) menggelar aksi pro-Palestina di Boston, Amerika Serikat.

 

Aksi ini dimulai dari Boston City Hall dan berakhir di Boston Common, dengan pesan utama mendesak pemerintah Amerika Serikat untuk menghentikan pendanaan kepada pihak yang dituduh sebagai pelaku genosida di Palestina.

 

“Karena pemerintah Amerika ada sistem pajak dan pajaknya orang Amerika dikirimkan untuk membantu orang Israel. Jadi warga Amerika kesal uang pajak yang mereka bayarkan untuk pemerintah malah untuk mendukung genosida. Jadi itu alasan utamanya,” ujar Annas Rolli Muchlisin, seorang mahasiswa asal Indonesia yang tengah menempuh pendidikan S3 di Harvard, kepada NU Online, Sabtu (4/1/2025).

 

Santri Alumnus Pondok Pesantren Aji Mahasiswa Al Muhsin, Krapyak itu menjelaskan bahwa kesadaran masyarakat Amerika terhadap konflik di Palestina terus meningkat. Banyak warga yang menyadari bahwa konflik ini telah menunjukkan banyak bukti genosida, dan Amerika Serikat, sebagai negara yang memiliki pengaruh besar, turut bertanggung jawab atas konflik tersebut.

 

“Aksi ini bagus karena Amerika itu tujuan banyak orang untuk pendidikan atau jalan-jalan. Momen pro-Palestina diadakan di Amerika itu pesannya bisa disampaikan ke banyak orang, baik mahasiswa maupun turis yang sedang berkunjung. Jadi, sekali diadakan aksi, yang mendengarkan itu banyak, karena Amerika menjadi pusat perhatian dunia,” tambah Annas.

 

Desakan kepada Pemerintah AS

 

Aksi yang dihadiri oleh ratusan orang ini membawa pesan utama agar pemerintah Amerika berhenti memberikan dana kepada Israel. Peserta aksi juga mendesak Amerika untuk berperan aktif dalam mendamaikan konflik di Palestina.

 

“Amerika katanya negara super power, maka otomatis dituntut untuk mendamaikan konflik, bukan malah menambah konflik,” tegas Annas.

 

Salah satu peserta aksi, Jill Stein, turut menyampaikan seruan kepada kerumunan yang berkumpul di Boston Common. Ia menyoroti pentingnya peran Amerika Serikat dalam menghentikan pendanaan terhadap konflik yang dianggap sebagai pelanggaran HAM berat.

 

Menurut Jill Stein dari aksi ini diharapkan dapat meningkatkan tekanan pada pemerintah Amerika untuk mengambil langkah nyata dalam mendukung perdamaian di kawasan tersebut.