Nasional

Amalan bagi Perempuan Ketika Haid di Bulan Ramadhan

Sabtu, 15 Maret 2025 | 10:00 WIB

Amalan bagi Perempuan Ketika Haid di Bulan Ramadhan

Ilustrasi haid. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online

Bukan hanya tidak wajib, puasa bagi perempuan yang tengah haid malah tidak diperbolehkan, sekalipun itu puasa wajib di bulan Ramadhan. Karenanya, perempuan haid wajib menggantinya di lain hari.


Namun, tidak boleh puasa dan shalat bukan berarti diam tanpa beribadah. Banyak amalan lain yang bisa dilakukan perempuan haid di bulan Ramadhan dalam rangka memperbanyak tabungan amalnya.


Ustadz Jamalulel Ubab menyebut setidaknya ada enam amalan ibadah yang bisa dilakukan perempuan saat haid di bulan Ramadhan. Hal ini sebagaimana dikutip dari artikelnya berjudul 6 Amalan Perempuan Haid di Bulan Ramadhan pada Sabtu (14/3/2025).


Pertama, bersedekah. Ibadah ini sangat dianjurkan dalam agama dan tidak memerlukan syarat suci dari haid untuk melakukannya. Di antara keutamaan sedekah adalah beroleh kelipatan 700 kali dari apa yang disedekahkan. Apalagi jika dilakukan di bulan Ramadhan.


Bahkan, keutamaan sedekah itu dipertegas Allah swt dalam surat Al-Baqarah ayat 261.


“Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui”. (QS Al-Baqarah: 261).


Kedua, melakukan kerja sosial. Hal ini mencakup menolong siapa saja yang membutuhkan bantuan, seperti melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan, membantu menyiapkan berbuka untuk keluarga di rumah atau buka bersama di masjid atau yang lainnya dengan tujuan membantu orang lain.


Menolong dalam kebaikan ini diperintahkan Allah swt dalam Al-Qur'an Surat Al-Maidah ayat 2.


“Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. (QS Al-Maidah: 2).


Ketiga, menuntut ilmu dan mengajarkan ilmu. Sebab, hal ini bernilai baik dan ibadah. Memperkuat argumentasi ini, Ustadz Jamalulel mengutip pernyataan Muadz bin Jabal yang disertakan Syekh Abu Laits Nasr bin Muhammad As-Samarqandi, dalam kitabnya Tanbihul Ghafilin.


“Dari Muadz bin Jabal ra berkata: Belajarlah ilmu pengetahuan, sebab sesungguhnya belajar merupakan kebaikan, mencarinya merupakan ibadah, menelaahnya merupakan tasbih, mengkajinya merupakan jihad, mengajarkannya kepada yang belum tahu merupakan sedekah dan menyerahkannya kepada ahlinya merupakan amal yang dapat mendekatkan kepada Allah," demikian termaktub dalam kitab tersebut.


Keempat, memberi makan untuk orang yang berbuka puasa. Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam At-Tirmidzi dari Zaid bin Khalid al-Juhani, bahwa orang yang memberi makan untuk berbuka puasa mendapatkan pahala sebagaimana orang yang berpuasa. 


Kelima, memperbanyak berdzikir. Membaca dzikir seperti tahmid, takbir, tahlil, hauqalah, shalawat atau dzikir lainnya di setiap saat dengan harapan mendapatkan keberkahan, terutama saat Ramadhan yang memiliki lailatul qadar di dalamnya.


Terakhir adalah memperbanyak membaca doa. Sebab, membaca doa bisa dilakukan kapan saja dan siapa saja termasuk bagi perempuan yang sedang haid. Di antara doa yang dianjurkan untuk terus dibaca ialah doa yang masyhur dari riwayat Aisyah untuk menyongsong lailatul qadar. Doa ini diriwayatkan Imam Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya.


‌اللهُمَّ ‌إِنَّكَ ‌عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ، فَاعْفُ عَنِّي


Artinya: “Ya Allah, Engkau Maha Pengampun yang menyukai orang yang meminta ampunan, karenanya ampunilah aku”.