Jakarta, NU Online
Minggu pertama bulan November ini diwarnai dengan panen raya jagung di sejumlah daerah di Indonesia. Panen raya ini menandakan produksi jagung melimpah dan mencukupi kebutuhan masyarakat lokal, khususnya peternak.
Di Jawa Timur, bersama pemerintah daerah Kementrian Pertanian mengarakan panen jagung serentak di tujuh kabupaten, yaitu Tuban, Lamongan, Lumajang, Jember, Kediri, Mojokerto, dan Pasuruan. Total adaa 10 kecamatan yang mengadakan panen raya jagung.
“Panen jagung secara serentak ini dapat menjadi bukti petani kita masih bisa memenuhi kebutuhan peternak mandiri yang saat ini banyak mengeluhkan kurangnya ketersediaan jagung dan harga yang tinggi,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Agung Hendriadi saat melakukan panen raya di Lumajang dan Jember, Jawa Timur.
Secara keseluruhan, tercatat areal panen kurang lebih seluas 5 ribu hektare. Luas panen terbesar terdapat di Kecamatan Jenggawah, Jember seluas 2.901 hektare dan Kecamatan Kraton, Pasuruan seluas 1.496 hektare.
Ketua Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) Sholahuddin menyebutkan, sejumlah lokasi di Jawa Timur siap untuk melakukan panen. Sholahuddin pun optimistis bahwa produksi jagung hingga akhir tahun bisa mencapai target yang ditetapkan pemerintah. Apalagi, panen di tahun ini mencakup lahan yang luas.
“Pertanaman jagung Bulan September mencapai 5,86 juta hektare tersebar di wilayah Indonesia dan sampai Oktober produksi jagung diperkirakan mencapai 25,97 juta ton. Insya Allah dengan semangat petani untuk menanam, target 30,05 juta ton jagung di 2018 bisa tercapai, semangat petani itu yang perlu kita jaga,” tutur Sholahuddin.
Dalam kurun waktu empat tahun, produksi jagung telah meningkat signifikan. Pada 2014, produksi jagung di Indonesia sebesar 19,0 juta ton dan pada 2015 meningkat menjadi 19,6 juta ton. Pada 2016 produksi jagung kembali meningkat menjadi 23,6 juta ton, demikian juga 2017 mencapai 28,9 juta ton.
Panen serentak jagung juga dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan. Panen dilakukan Kepala Balitbangtan Kementan Muhammad Syakir bersama Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan Fitriani, serta Bupati Takalar yang diwakili Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Takalar Muhammad Hasbi.
Menurut Syakir, panen raya jagung seluas 585 hektare di Kecamatan Sanrobone merupakan rangkaian dari Safari Panen Jagung sebagai upaya mendorong percepatan swasembada jagung. Apalagi, Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi penghasil jagung yang cukup potensial.
“Momen ini sangat berharga karena bertepatan dengan Hari Pahlawan. Petani adalah pahlawan jagung karena di saat dibutuhkan oleh peternak ayam, panen raya jagung hadir,” ungkap Syakir.
Pada 2017, Sulawesi Selatan mampu memberikan kontribusi dengan produksi jagung sebesar 2,3 juta ton dari luas panen 295.115 hektare atau sebesar 7,33 persen dari produksi jagung nasional. Untuk 2018, provinsi yang dikenal dengan lagu angin mamiri ini ditargetkan mampu memproduksi jagung sebanyak 2,6 juta ton. (Red: Ahmad Rozali)