Ahmad Naufa
Kontributor
Jakarta, NU Online
Selebriti Cinta Laura Kiehl mengaku kagum dengan keberanian KH Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan Gus Dur. Hal itu ia ungkapkan ketika memberi testimoni dalam Haul Gus Dur ke-12 yang digelar di Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (30/12/12) malam.
“Saya sangat mengagumi keberanian beliau untuk menyuarakan secara frontal kenyataan dari problema yang dihadapi bangsa ini,” ungkap perempuan kelahiran Quakenbrück, Jerman, 17 Agustus 1993 silam.
Seringkali, lanjut Cinta, kita melihat pemimpin yang menutupi pandangannya demi menjaga popularitas di kalangan masyarakat.
“Tapi saya percaya bahwa pemimpin sejati harus jujur, yakin dengan pendiriannya, dengan berani menghadapi konsekuensi yang ada demi masa depan dan kebaikan negara,” imbuh peraih cum laude dari jurusan Psikologi dan Sastra Jerman, Universitas Columbia, New York itu.
Sebelumnya Cinta juga menyebut bahwa Gus Dur adalah sosok yang sulit digambarkan dengan beberapa kata. Meski begitu, lanjutnya, nilai-nilai yang diperjuangkan Gus Dur masih relevan hingga sekarang.
“Saya rasa bagi kaum milenial beliau adalah sosok yang benar-benar mewujudkan nilai toleransi, yang hingga saat ini harus terus dipertahankan,” tegas Cinta.
Catatan Najwa Shihab
Selain Cinta Laura, jurnalis kondang Najwa Shihab juga memberi testimoni. Menurut Nana, sapaan akrabnya, ada banyak pelajaran yang bisa digali dengan membaca Gus Dur. Baik tentang demokrasi, toleransi sehari-hari, juga tentang politik sebagai teka-teki.
Ada catatan dari putri Prof Quraish Shihab itu ketika ia menggelar program Mata Najwa bertajuk Belajar dari Gus Dur. Pada episode itu, ia menghadirkan Ibu Sinta Nuriyah dan putri-putri Gus Dur. Najwa pun kemudian membacakan catatan itu.
Gus Dur pelintas batas, berbagai sekat ia terabas. Ia tak bisa dimasukkan dalam kategori, sebab kiprahnya melintasi berbagai teritori. Seorang kiai sekaligus politisi, ia penulis sekaligus aktivis. Jadi presiden tak membuatnya terkekang, kekuasaan tak membuat komitmennya berkurang. Yang minoritas diangkatnya secara terhormat, dilumerkannya berbagai prasangka yang menyekat. Akibatnya Gus Dur seringkali dihinggapi praduga, padahal dia yang cairkan banyak prasangka. Tapi dia bisa santai menghadapi tekanan, sebab jabatan baginya bukanlah tujuan. Sebelum lawan mencemooh dan mengejeknya, Gus Dur lebih dulu menertawakan dirinya. Humor menjadi jalan pembebasan, dari bujuk rayu kuasa yang menjerumuskan. Toh hidup hanya menunda kekalahan, santai sajalah dengan kekuasaan. Dengan itulah, Gus Dur jadi amat berbobot, begitu saja kok repot.
Peringatan Haul Gus Dur ke-12 ini disiarkan langsung di Youtube TVNU. Acara berupa Doa bersama dan Tausiyah, Pagelaran Musik dan Shalawat, Komedi Juragan 11 Indosiar dan Testimoni Sejumlah Duta Besar, Tokoh Nasional, Pemuka Agama, Sahabat Gus Dur, Seniman Nusantara.
Pewarta: Ahmad Naufa Kh. F.
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua