Nasional

Dirjen Bimas Islam: Media Berperan Sentral Mendidik Publik

Senin, 21 September 2020 | 12:30 WIB

Dirjen Bimas Islam: Media Berperan Sentral Mendidik Publik

Direktur Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama RI H Kamaruddin Amin (tengah) dalam diskusi dengan praktisi media di Sentul, Bogor, Jawa Barat. (Foto: dok. istimewa)

Bogor, NU Online

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI H Kamaruddin Amin mengatakan bahwa media merupakan bagian paling sentral dalam mendidik publik.


"Terutama pada kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya dalam agenda Dialog Isu-isu Kebimasislaman dengan Praktisi Media di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Senin (21/9).


"Media sangat menentukan dalam memainkan peran secara fundamental. Eksistensi media diperlukan sehingga informasi menjadi bisa dikonsumsi publik. Ini sangat penting sekali. Jika media tidak ada maka tentu publik tidak akan terinformasi dengan baik," tambahnya.


Menurut Kamaruddin, Kemenag RI memiliki tugas soal akuntabilitas publik. Oleh karena itu, diperlukan sinergi kepada praktisi media untuk menyalurkan informasi secara benar. Hal ini tentu menjadi keinginan bersama dalam hal berbakti kepada negeri.


"Dari peran media itulah kita bisa mendorong kehidupan yang lebih produktif menuju kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik," ucapnya.


Selain itu, Kamaruddin merasa bertanggung jawab secara moral untuk bisa berinteraksi dengan media. Hal tersebut dilakukannya agar bisa mempertanggungjawabkan kerja-kerja Kemenag RI, khususnya Ditjen Bimas Islam, yang sudah dilakukan selama ini.


"Soal anggaran pun perlu diinformasikan kepada masyarakat agar mereka tahu soal bagaimana anggaran ini semestinya dikucurkan," ucap Doktor Filsafat lulusan Universitas Bonn, Jerman ini.


Senada dengan itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Kemenag RI Fuad Nasar pun berkata demikian. Bahwa media memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai produktif kepada umat.


"Media jadi salah satu mitra strategis Kementerian Agama dalam membangun umat," katanya.


Menurut Fuad, media bukan saja menjadi salah satu pilar dalam demokrasi di Indonesia tetapi juga berperan penting dalam memproduksi informasi kepada masyarakat. Karenanya, media saat ini juga bertugas menjadi mitra strategis bagi umat.


"Saya berharap media ini terlibat dalam berbagai isu keagamaan di Indonesia yang memiliki dampak yang produktif bagi bangsa. Kita tidak hanya memiliki kepentingan untuk menjadikan masyarakat yang produktif tetapi juga menciptakan masyarakat yang peduli," ucapnya.


Ia menegaskan bahwa seluruh praktisi media yang hadir dalam pertemuan itu, bukan hanya sebagai news reader (pembaca berita) tetapi news maker (pembuat berita). 


"Saya mengapresiasi teman-teman media yang hadir saat ini karena telah berperan dalam membuat opini umum dan nilai-nilai keislaman," pangkas Fuad. 


Untuk diketahui, agenda Dialog Isu-isu Kebimasislaman dengan Praktisi Media ini dihadiri oleh sekitar 60 jurnalis media, yang dilangsungkan secara tatap muka sekaligus secara virtual. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Senin-Selasa (21-22/9).


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad