Nasional

Duka Kiai Said, Kiai Ma’ruf, Anis Baswedan dan Yenny untuk Ibu Ani

Sabtu, 1 Juni 2019 | 17:47 WIB

Jakarta, NU Online

Bertepatan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Juni 2019, Bangsa Indonesia justru dirundung duka yang mendalam atas wafatnya Ibu Negara Indonesia periode 2004-2014, Hj Kristiani Herrawati, istri Presiden Susilo bambang Yudhoyono, atau akrab dikenal dengan Ibu Ani Yudhoyono, Sabtu pukul 11.50 waktu Singapura. 

Kepergian itu meninggalkan bekas yang dalam bagi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk puluhan juta warga Nahdlatul Ulama. Sejumlah ungkapan duka untuk keluarga besar Presiden SBY diungkapkan warga NU dari berbagai level kepengurusan, mulai dari pucuk pimpinan pengurus besar hingga masyarakat NU di kampung-kampung.

Tak sekedar mengungkapkan duka, ketua PBNU KH Said Aqil Siraj mengajak warga NU untuk mendoakan almarhumah degan menggelar shalat ghaib, shalat jenazah yang dilakukan tanpa kehadiran almarhumah di lokasi shalat. Ini merupakan tradisi Islam untuk ikut mendoakan sesama muslim yang meninggal dunia yang jaraknya cukup jauh untuk dihadiri.

Kiai Said tak hanya mengimbau, namun beliau bersama sejumlah pimpinan PBNU dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggelar shalat ghaib tersebut di pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan, usai buka bersama, Sabtu (1/6).

"Saya mewakili warga NU mengucapkan innalillahi wa innailaihi raji'un. Semoga semua amal shalihnya diterima oleh Allah dan segala kekhilafannya diampuni oleh-Nya, dan arwahnya diterima di sisi-Nya dalam surga-Nya yang penuh nikmat dan rahmat," kata Kiai Said dalam sebuah sambutan.

Ibu Ani Yudhoyono wafat setelah beberapa bulan terakhir berjuang melawan kanker darah yang dideritanya di National University Hospital Singapura sejak Februari lalu. Dalam masa perawatan, Kiai Said sendiri sempat menjenguk Ibu Ani Yudhoyono di Singapura sejumlah jajaran pengurus PBNU.

Selain Kiai Said, Mustasyar PBNU, KH Ma'ruf Amin dan istri juga sempat menjenguk Ibu Ani Yudhoyono akhir mei lalu di Singapura. Melalui akun Instagramnya, Kiai Ma’ruf menyebut Ibu Anis sebagai sosok yang tabah dan kuat dalam menghadapi ujian yang dihadapinya.

Ketegaran Ibu Ani dalam menghadapi rasa sakit yang dideritanya juga membuat putri Gus Dur Yenny Wahid mengaguminya sebagai pejuang tangguh. “(Ibu Ani) sosok yang tidak pernah berhenti berjuang sampai akhir hayatnya” tulis Yenny dalam akun Istagramnya. Yenny pribadi sangat mengenal sosok Ibu Ani sebagai sosok yang perhatian lembut selama menjadi staf Pak SBY semasa pemerintahan Presiden Megawati. “Terima kasih atas kelembutan dan perhatiannya,” kata Yenny. 

Ani Yudhoyono lahir dengan nama asli Kristiani Herrawati di Yogyakarta 6 Juli 1952. Ani adalah anak ketiga dari tujuh bersaudara pasangan Letnan Jendral (Purn) Sarwo Edhie Wibowo dan Hj Sunarti Sri Hadiyah. Ani Yudhoyono menikah dengan SBY pada 30 Juli 1976.

Kini, di hari kepergian Ibu Ani, media sosial dipenuhi dengan ungkapan belasungkawa yang mendalam. Kata ‘Ani Yudhoyono’ menjadi salah satu trending di mesin pencarian dan platform media sosial. Sejumlah akun mengunggah berbagai gambar Ibu Ani untuk mengungkapkan kesedihan, mulai foto saat bersama keluarga, saat masih muda dan di masa perawatan di Singapura. Fenomena itu ikut membuat wajah dunia digital turut merasa kehilangan atas kepergiannya.

Hari Lahir Pancasila yang semestinya menjadi hari yang ceria seketika berubah menjadi hari yang mengharu biru atas kepergian Ibu Ani.  “Doa kami menyertai kepergianmu. Semoga Allah mengampuni semua kesalahhanmu dan melapangkan jalanmu kembali kepadaNya. You will be missed,” tulis Yenny. (Husni Sahal/Ahmad Rozali)