Epidemiolog Sebut Virus HMPV Kemungkinan Sudah Menyebar di Indonesia, Begini Penularan dan Pencegahannya
Selasa, 7 Januari 2025 | 20:00 WIB
Joko Susanto
Kontributor
Jakarta, NU Online
Peneliti dan Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menjelaskan bahwa virus Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus lama yang ditemukan 20 tahun lalu.
Ia mengatakan bahwa virus ini sudah bersirkulasi ke berbagai penjuru dunia dan kemungkinan sudah menyebar di Indonesia.
"Karena tidak mungkin dalam jangka waktu 20 tahun tidak masuk Indonesia, dan ini terbukti di negara tetangga Malaysia, negara besar Amerika, mereka sudah mendeteksi virus ini bertahun-tahun yang lalu," kata Dicky kepada NU Online, Senin (6/1/2025) malam.
Ia menganggap wabah penyakit HMPV sudah menjadi laporan rutin di berbagai negara, terutama saat musim dingin atau penghujan ketika orang lebih banyak berkumpul di dalam ruangan, sehingga meningkatkan risiko kala ventilasi sirkulasi udara buruk.
Baca Juga
Virus Kemanusiaan
Menurutnya, setiap negara sudah memilik teknologi dan kemampuan deteksi kasus penyakit HMPV. Ia mengatakan, pemerintah Indonesia mungkin sudah mendeteksinya tetapi terdapat keterbatasan alat tes untuk melakukan diagnosis.
Cara penularan dan pencegahan HMPV
Dicky menjelaskan cara penularan virus Human Metapneumovirus (HMVP) hampir sama dengan Pandemi Covid-19.
"Penularan bisa melalui saluran pernafasan, seperti dari bersin, batuk, orang berbicara termasuk sentuhan benda oleh pasien," katanya.
Baginya, inilah momentum untuk mengingatkan kembali soal perilaku hidup bersih sehat dengan perilaku 5M (Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, dan Mengurangi mobilitas).
"Mengingatkan kembali bahwa 5M ini masih sangat relevan bukan hanya pada masa pandemi tetapi ke depan saat masa padat aktivitas orang berkerumun," jelasnya
Dicky menjelaskan bahwa walaupun virus HMPV ini menyebar ke berbagai negara, tetapi level virus ini masih jauh bahayanya di bawah Covid-19. HMPV juga tidak berpotensi menjadi pandemi.
"HMVP ini ya bisa sembuh sendiri juga, tapi itu semua tidak bisa mengurangi kewaspadaan, prinsip kita tetap mencegah lebih baik dari pada mengobati," paparnya.
Sebagai informasi, virus HMPV yang sedang merebak di China telah menjadi perhatian internasional dalam beberapa waktu terakhir. Virus ini menyebar dengan sangat luas dan cepat, menyebabkan lonjakan kasus yang signifikan di wilayah China bagian utara.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetapi tetap waspada dan menjaga kesehatan guna mencegah risiko penularan virus ini.
Juru Bicara Kemenkes RI Widyawati menjelaskan bahwa langkah-langkah preventif seperti menjaga pola hidup sehat, mencuci tangan secara teratur, dan menggunakan masker di tempat umum dapat membantu mengurangi risiko tertular penyakit menular.
“Saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia. Meski begitu, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan,” jelas Widyawati, sebagaimana dilansir situs Kemenkes.
Pemerintah Indonesia juga terus memantau perkembangan situasi wabah HMPV di China dan negara-negara lain. Langkah antisipasi dilakukan melalui peningkatan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara, termasuk pengawasan kekarantinaan kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness (ILI).
“Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan langkah-langkah preventif yang efektif. Upaya ini dilakukan agar virus ini tidak masuk ke Indonesia,” tambah Widyawati.
HMPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, dengan gejala yang mirip flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Dalam kasus berat, virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.
Virus ini biasanya tidak berbahaya bagi orang dewasa yang sehat, tetapi berisiko lebih tinggi bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.
Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV. Meski demikian, perawatan suportif seperti rehidrasi, pengendalian demam, dan istirahat cukup efektif dalam membantu meringankan gejala.
Terpopuler
1
Resmi Rilis, Unduh Logo Harlah Ke-102 NU Di Sini
2
Harlah Ke-102 NU Digelar di Jakarta, Ini Rangkaian Agendanya
3
Melihat Antusiasme Haul Guru Sekumpul, 32 Ribu Relawan Layani Jamaah yang Membludak
4
Terhimpun Rp18 Miliar Dana ZIS NU Care Pringsewu di 2024, Rp1,5 Miliar Berasal dari Koin
5
Turun, Biaya Haji 2025 Rata-Rata Jadi 55,43 Juta Rupiah Setiap Jamaah
6
Pro-Kontra Wacana Libur Sekolah Selama Ramadhan, Bagaimana Seharusnya?
Terkini
Lihat Semua