Pontianak, NU Online
Kepala Biro Humas dan Hukum kemenpora, Amar Ahmad menyampaikan keadaan anak muda Indonesia saat ini. Beberapa data mengenai permasalahan anak muda seperti HIV, pengangguran, kemiskinan, dan lain-lain juga tak lupa dipaparkan. Harapan pemerintah untuk anak muda adalah agar anak muda dapat terus mengembangkan diri dan menjadikan masa depan sebagai tantangan untuk menjadi lebih maju.
"Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 sampai dengan 30 tahun. Peran pemuda sekarang ini sungguh sangat memprihatinkan, banyak pemuda sekarang yang jarang bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitar. Padahal dari pemuda timbul semangat-semangat yang dapat membuat sebuah bangsa menjadi besar," ucap Amar saat menjadi pembicara Seminar Nasional Borneo Scientific Fair 2017 di Amphiteater Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Pontianak, Ahad (26/11),
Data statistik BPS Tahun 2015 mengatakan berkurangnya rasa sosialisasi di masyarakat tidak lepas dari kecanggihan teknologi yang serba instan, mudah, dan cepat tanpa harus bersusah payah. Data tersebut juga menyebutkan bahwa kenyataannya masih ada pemuda-pemuda yang mengikuti kegiatan-kegiatan masyarakat seperti menjadi panitia-panitia dalam kegiatan keagamaan, sosial, perayaan dan semacamnya.
"Pada dasarnya, pemuda memang harus menjadi bagian dari masyarakat. Sebagai jawaban atas peran apa yang semestinya diambil oleh pemuda dalam mengisi pembangunan daerah, pemuda perlu mereposisi dan mendefinisikan ulang gerakannya. Posisi pemuda yang sangat strategis dalam pembangunan daerah, lebih jauh harus diturunkan dalam bentuk lebih nyata. Seperti sifat, primordialnya (lahiriahnya) pemuda yang pada puncak mobilitas gerakan paling tinggi, sangat berpeluang mengisi peran perekat antar wilayah," katanya.
"Peran mengintegrasikan elemen masyarakat daerah dalam pembangunan juga menjadi pilihan yang seharusnya mampu dilakukan dengan baik. Pola gerakan memadukan antara mobilisasi kepentingan masyarakat kedalam kebijakan pembangunan daerah, politik masyarakat lokal, dan kontrol sekaligus peningkatan kapasitas aparat pemerintah daerah, tidak mustahil untuk menjadi pilihan gerakan pemuda pada tingkat lokalitas. Pemuda dapat berperan aktif dalam era globalisasi yaitu melalui kekuatan moral, kontrol sosial dan menjadi agen perubahan," tambahnya.
Pada seminar tersebut hadir pula beberapa pembicara lainnya, seperti Kabid KSPK BKKN Kalimantan Barat, Aulia Arfiansyah Arief, Dekan Fakulyas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Gusti Hardiansyah dan Dosen Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, Ferry Hadari. (Red-Zunus)