Jakarta, NU Online
Ketua Muslimat NU Siti Aniroh mengajak kepada seluruh pengurus dan anggota badan otonom perempuan NU agar mendidik anak masing-masing dengan baik tepat. Karena anak merupakan amanah dari Allah SWT.
Menurut dia, tantangan ibu-ibu hari ini adalah teknologi informasi, misalnya gadget (gawai), yang salah satu salurannya adalah media sosial. Gawai merupakan alat yang memiliki dua sisi yaitu maslahat baik dan mafsadat (buruk) tergantung cara pemakaiannya.
"Jangan sampai ibu-ibu main gadget sampai melupakan anak-anaknya," katanya pada peringatan hari lahir ke-69 Fatayat NU di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (24/4).
Para ibu NU juga harus bijak dalam memperkenalkan gawai kepada anak-anaknya. Jangan sampai mereka bermain dengan benda tersebut sampai melupakan waktu hingga pendidikannya terbengkalai.
Menurut dia, banyak contohnya anak sekarang yang gandrung bermain game online. Kemudian karena sudah pada taraf kebiasaan, bahkan ketagihan, anak kurang bisa membedakan mana dunia maya dan dunia nyata.Ada anak yang menabrak orang di jalanan seperti tidak merasa bersalah karena ia cara berpikirnya seperti dalam permainan.
Lebih lanjut ia juga berpesan kepada organisasi perempuan NU untuk tak bosan-bosannya melakukan kaderisasi. Hal itu perlu dilakukan karena ke depan akan berbeda dengan keadaan hari ini. Jika tidak memperkuat kaderisasi maka, banom-banom perempuan NU bisa ketinggalan dari organisasi perempuan lain.
Istri almarhum Slamet Effendy Yusuf ini menilai, kaderisasi dan aktivitas Fatayat NU berlangsung dengan baik di tengah kesibukan para pengurusnya yang merupakan para ibu muda.
“Fatayat saya melihatnya super aktif, terlihat bekerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya layanan kepada masyarakat,” katanya.
Buah dari kaderisasi yang dilakukan pada masa lalu, sambungnya, adalah pemimpin-pemimpin hari perempuan NU hari ini. Ia menyebutkan contohnya seperti Nyai Hj Machfudhoh Aly Ubaid, Hj Sri Mulyati, Hj Maria Ulfa Anshor, dan lain-lain.
Hadir Ketua Umum Fatayat NU 2000-2005 dan 2005-2010 Hj Maria Ulfah Anshor, Ketua 1 PP Muslimat NU Hj Sri Mulyati, Persatuan Gereja Indonesia (PGI), Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Komunitas Wanita Hindu Darma Indonesia (WHDI) Ahmadiyah, Kopri PB PMII, dan PP IPPNU. Masing-masing dari organisasi tersebut menyampaikan testimoni atas peran Fatayat NU. (Abdullah Alawi)