FIB UI Bahas Manuskrip dalam Kajian Antardisiplin melalui Seminar Nasional
Rabu, 6 November 2019 | 00:30 WIB
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia menggelar seminar nasional naskah dalam kajian antardisiplin pada Era 4.0. Seminar yang dibuat atas beberapa kelompok kecil diskusi dan panel ini berlangsung di FIB UI, Depok, Selasa-Rabu (5-6/11).
Kepala Departemen Ilmu Susastra FIB UI Dhita Hapsarani menyampaikan urgensi kajian filologi di era kekinian, terutama dalam kaitannya dengan tren industri 4.0. Padahal, kajian filologi dinilai oleh sebagian orang sudah selesai.
"Kita bersyukur kepada tuhan atas kesempatan waktu yang diberikan untuk seminar dua hari ini. Terima kasih kepada Ibu Ikram yang terus bergairah dalam berbagi ilmu. Konon filologi tidak banyak peminatnya, tetapi kita tahu betapa pentingnya ilmu itu," kata Dhita dalam pembukaan seminar di auditorium Gedung I FIB UI.
Ia menambahkan bahwa revolusi industry 4.0 berkaitan erat dengan tren teknologi informasi yang ditandai dengan kemudahan dan kecepatan penyampaian informasi. Hal ini berdaya guna bagi kajian filologi terkait digitalisasi dan kegiatan pernaskahan lainnya.
"4.0 tren. Memang naskah terkait masa lalu, tetapi pengelolaan, distribusi, dengan penggunaan teknologi informasi terkini," kata Dhita.
Seminar ini diselenggarakan oleh Laboratorium Filologi Departemen Ilmu Susastra Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia, PPKB FIB UI, dan Masyarakat Naskah Nusantara (Manassa).
Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Gufron Ali Ibrahim juga menyinggung pendayagunaan teknologi digital untuk kegiatan pernaskahan.
"Satu hal saja yang sampaikan, seperti yang telah disinggung Kepala Departemen Susastra FIB UI, yaitu bagaimana pemanfaatan teknologi digital oleh akademisi dalam kegiatan pernaskahan di Indonesia," kata Gufron Ali.
Manajer Pendidikan FIB UI Nurni Wahyu Wuryandari yang menyampaikan sambutan atas nama Dekan FIB UI mengatakan bahwa dirinya termasuk salah seorang sarjana yang awal-awal sekali memanfaatkan teknologi digital untuk kegiatan pernaskahan Cina kuna.
"Saya asal dari prodi Cina, meneliti naskah Cina kuna yang memuat informasi Nusantara sejak abad kedua sampai abad Dinasti Ching. Saya bersyukur atas pemanfaatan digital. Justru di sini manfaat filolog yang mengangkat catatan masa lalu," kata Nurni di hadapan peserta seminar yang terdiri atas pelbagai bidang dan disiplin.
Pewarta: Alhafiz Kurniawan
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua