Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan buku karya terbarunya, Allah dan Alam Semesta: Perspektif Tasawuf Falsafi. (Foto: Tangkapan Layar FB Kang Said Official)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj meluncurkan buku yang berasal dari disertasinya dengan judul Allah dan Alam Semesta: Perspektif Tasawuf Falsafi.
Merespons isi buku tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur KH Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali) mengungkapkan ketertarikannya.
Menurut Gus Ali, buku Kiai Said menarik karena penulisnya mampu menyajikan para ahli tentang tema tertentu bahkan membawa pembaca pada situasi seakan berada di tengah mereka.
Wakil Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur itu juga mengapresiasi Kiai Said atas kelahiran buah pemikirannya tersebut. Kelebihan buku ini, jelasnya, karena kelengkapan materi dan kemampuannya dalam menangkap secara teks kekasih Allah.
"Di samping itu, buku ini juga berisi pemahaman eksistensial mengenal Allah dengan cara filsafat dan alam semesta ini sangat penting. Sebab, hal tersebut mengajak orang Islam menyempurnakan keislamannya melalui pengenalannya dengan alam semesta. Manusia modern, perlu memahami hal itu," ungkap Gus Ali saat memberikan pandangan dalam peluncuran buku itu pada Jumat (5/2) melalui virtual.
Penerbitan buku ini juga, menurutnya, dapat menjadi daya stimulan bagi para kiai untuk mempunya tradisi menulis.
Gus Ali juga menyampaikan perihal konteks kekinian yang juga perlu dikontekstualisasikan dalam buku tersebut. “Saran saya untuk menghasilkan nilai baik dan relevan, penting memulai dengan mengkaji fenomena di sekitar kita,” kata Gus Ali.
Gus Ali, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa dari telaah itu pembahasan bisa bergerak pada pemetaan teori dan kajian teori atau mencari penelitian dengan tema serupa. Jika tema yang sama sudah dikaji, maka perlu ditemukan kondisi penelitian pada fenomena yang diamati. “Dari situ, kontribusi karya bisa diperkuat,” ujarnya.
Hal itulah yang disebut sebagai kebaruan karena mempertemukan data empirik berupa fakta fenomena yang terjadi di sekitar. “Prinsip kebaruan di atas memiliki kaitan kontribusi sesuai kajian,” katanya.
Produktivitas KH Said Aqil Siroj dalam menulis buku juga diapresiasi Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin.
Ia menyebut beberapa buku yang berhasil ditulis Kiai Said, seperti Menggugat Tanggung Jawab Agama-agama Abrahami bagi Perdamaian Dunia (2010), Tasawuf sebagai Kritik Sosial: Mengedepankan Agama sebagai Inspirasi, Bukan Aspirasi, Dialog Tasawuf Kiai Said: Akhlak, Tasawuf, dan Relasi Antarumat Beragama, Islam Kalap dan Islam Karib, Islam Sumber Inspirasi Budaya Nusantara: Menuju Masyarakat Mutamaddin (2014), dan Berkah Islam Indonesia Jalan Dakwah Rahmatan lil 'Alamin (2015).
“Saya memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada penulis yang tetap produktif menulis di sela-sela kesibukannya yang di antaranya menghasilkan buku-buku yang sangat bermanfaat bagi masyarakat luas, khususnya kalangan akademisi dan praktisi keagamaan,” ujar Kiai Ma'ruf yang juga Mustasyar PBNU itu.
Diskusi peluncuran buku ini juga dihadiri Cendekiawan Muslim Fachri Aly dan Guru Besar Ilmu Tasawuf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kautsar Azhari Noer. Kegiatan ini juga diikuti pengurus PBNU, para akademisi dan pengkaji keagamaan, dan masyarakat luas secara luring dan daring.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua