Nasional

Gus Sholah, Manajer Hebat yang Sukses Kembangkan Pesantren Tebuireng

Jumat, 13 Maret 2020 | 02:00 WIB

Gus Sholah, Manajer Hebat yang Sukses Kembangkan Pesantren Tebuireng

Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Profesor KH Nasaruddin Umar memberikan sambutannya pada peringatan 40 hari almarhum Gus Sholah. (Foto:NU Online/Syarif Abdurrahman)

Jombang, NU Online
Sosok almarhum KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) bagi Imam Masjid Istiqlal Jakarta Profesor KH Nasaruddin Umar dalam memimpin pesantren banyak mencontoh pola-pola yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad adalah figur pemimpin dunia yang bisa menyatukan antara seorang manajer yang bagus dengan leader andal. 
 
Model kepemimpinan yang demikian itu juga dilakukan oleh Gus Sholah, sehingga Tebuireng di bawah asuhannya maju pesat. Baik dari segi kualitas dan kuantitas.
 
"Manajer itu kalau dikasih 100 item program maka akan selesai satu persatu. Gus Sholah itu masalah teknis dan mikro dipikirkan. Kadang yang kita tidak sempat mikir tapi beliau sampai ke sana. Sentuhan dengan profesional," ujarnya saat menghadiri peringatan 40 hari wafatnya almaghfurlah KH Salahuddin Wahid di Pesantren Tebuireng Putra, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis malam (12/3).
 
Efek dari pola kepemimpinan Gus Sholah ini membuat banyak orang yang melakukan penelitian di Pesantren Tebuireng. Tebuireng kini memiliki belasan cabang di berbagai daerah di Indonesia. 
 
Selain Pesantren Tebuireng, Gus Sholah juga berhasil membawa Universitas Hasyim Asyari menjadi kampus nomor satu di Jombang dari segi mahasiswa dan fasilitas.
 
"Sehingga banyak doktor lahir penelitian dari sini," tambahnya.
 
Gus Sholah dengan latar pendidikannya memiliki pola memimpin berbeda. Cara memimpin Gus Sholah tidak sama dengan umumnya para pemimpin pesantren yang ada di Indonesia yang lebih mengandalkan figur kiai populer. Jauh-jauh hari Gus Sholah sudah menyiapkan pengganti atau penerusnya kelak lewat musyawarah keluarga.
 
"Saya jadi saksi hidup beliau adalah manajer hebat. Jarang sekali pemimpin pesantren itu yang manajer," katanya.
 
Menurutnya, di awal memimpin ada yang meragukan gaya kepemimpinannya. Namun sosok seperti Gus Sholah tidak perlu pendukung banyak dalam memimpin. Ia lebih mengutamakan kerja profesional. 
 
Tata kelola Pesantren Tebuireng pun begitu banyak perubahan. Sehingga hasilnya bisa diukur dan terencana secara rapi. Tata kelola itu meliputi administrasi, sistem pengajaran, dan pengembanngan kreativitas.
 
Sehingga tak berlebihan bila dikatakan Gus Sholah meniru manajerial Nabi Muhammad. Meskipun tidak 100 persen. Nabi Muhammad sendiri menjadi orang nomor satu daftar manusia paling berpengaruh di dunia menurut Michael Hart. Hart sendiri merupakan warga negara Amerika Serikat yang ahli sejarah sekaligus penulis buku tersohor.
 
"Sampai saat ini belum ada yang bisa menandangi pengaruh Nabi Muhammad SAW. Hanya dalam waktu bisa meninggalkan pengaruh begitu kuat," tutupnya.
 
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin