Gus Yahya: Inti dari Segala Perjuangan Kita Adalah Barokah
Sabtu, 18 Januari 2025 | 14:00 WIB
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat berbicara pada Pra Kongres Pendidikan NU 2025 di Jakarta, Sabtu (18/1/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)
Haekal Attar
Penulis
Jakarta, NU Online
Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan, inti dari seluruh perjuangan NU adalah barokah. Hal itu menjadi dasar dari setiap langkah dan upaya yang dilakukan.
Baca Juga
Konsep Barokah Jadi Inti Kehidupan
"Kita, NU, melihat kehadiran kita di dunia ini dengan satu cara pandang sedemikian rupa yang menempatkan di dalam inti pergulatan kita ini apa yang kita sebut sebagai barakah. Segala sesuatu yang menjadi inti dari pergulatan kita adalah barokah," katanya saat memberikan sambutan Pra Kongres Pendidikan NU yang digelar oleh Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU di Hotel The Acacia, Jakarta Pusat pada Sabtu (18/1/2025).
Baca Juga
Mustasyar PBNU Terangkan Makna Barokah
Gus Yahya melanjutkan, meskipun kemampuan atau kapasitas kita terbatas, NU meyakini bahwa dengan barokah, hasil yang diperoleh akan mencukupi.
"Di dalam NU ini, ada keyakinan bahwa walaupun kemampuan kita terbatas, walaupun kapasitas kita secara rasional mungkin belum mencukupi, tapi kalau ada barokah, hasilnya akan mencukupi, kira-kira begitu," jelasnya.
Menurutnya, barokah itu memiliki makna yang dalam. Barokah itu, katanya, berarti tumbuh dan bertambah, sehingga jika sebuah inisiatif yang kecil, tapi jika diberkahi, akan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya.
"Meskipun kecil, tapi tetap tumbuh dan bertambah dengan sendirinya. Jika itu barakah, maka ia akan terus berkembang," jelasnya.
Lantas, dari mana barokah itu diperoleh? Gus Yahya menjelaskan bahwa barokah datang dari ikhlas. Ia mengutip Syekh Ibnu Athoillah al-Sakandari yang mengatakan bahwa amal perbuatan tanpa ikhlas ibarat 'wadah yang mati'.
Menurutnya, amal yang tidak disertai niat tulus tidak akan menghasilkan apa-apa. Namun, amal yang hidup, yang disertai dengan ikhlas, akan memiliki dampak yang terus berkembang, yakni barokah.
"Perbuatan mati itu (jika) selesai dilakukan, selesai begitu saja, tidak ada hasil apapun. Tapi, kalau perbuatan itu hidup, selesai dilakukan, ia tetap hidup; dampaknya tetap hidup, yaitu tumbuh dan bertambah. Itulah yang namanya barokah," katanya.
"Amal atau perbuatan itu adalah wadah yang mati, sementara nyawa-nyawanya adalah wujud rahasia ikhlas di dalamnya. Jika ikhlas itu benar-benar ada, maka akan menghasilkan barakah," tambahnya.
Namun, Gus Yahya juga mengingatkan bahwa ikhlas bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Keikhlasan itu, lanjutnya, akan berhasil dilakukan jika mengenal Tuhan.
"Itulah yang sulit, karena tidak mungkin seseorang bisa ikhlas begitu saja kepada Tuhan, apalagi jika dia belum kenal dengan-Nya. Harus mengenal dulu,' katanya.
Maka dari itu, kata Gus Yahya, dalam tradisi NU, ada yang disebut dengan wasilah, yaitu perantara yang dapat membantu seseorang lebih dekat kepada Tuhan.
"Jadi, kalau tidak bisa lewat wasilah, wasilah itu perantara. Misalnya, saya berdoa sendiri, doa saya bisa diabaikan oleh Tuhan. Wah, ini tidak efektif. Saya bisa meminta tolong kepada orang shaleh, orang mulia, untuk mendoakan saya. Nah, itu mungkin lebih didengar oleh Tuhan. Saya kira begitu logikanya," katanya.
Terpopuler
1
Ustadz Maulana di PBNU: Saya Terharu dan Berasa Pulang ke Rumah
2
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
3
Khutbah Jumat: Menggapai Ridha Allah dengan Berbuat Baik Kepada Sesama
4
Puluhan Alumni Ma’had Aly Lolos Seleksi CPNS 2024
5
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
6
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
Terkini
Lihat Semua