Nasional

Habib Luthfi dan Kedekatannya dengan Kaum Minoritas

Senin, 11 November 2019 | 04:30 WIB

Habib Luthfi dan Kedekatannya dengan Kaum Minoritas

Tamu Habib Luthfi dari non Muslim di acara maulid di Kenzus Shalawat Pekalongan. (Foto: NU Online/Abdul Muiz)

Pekalongan, NU Online
Kedektan Rais 'Aam Idarah Aliyah Jam'iyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah (Jatman) Habib Luthfi bin Yahya tidak hanya diperlihatkan dalam hubungan secara personal, akan tetapi lebih dari itu Habib Luthfi juga mengajak mereka untuk hadir dalam even maulid yang dihelatnya di berbagai tempat.
 
Hampir dipastikan di wilayah Pekalongan dan sekitarnya, kelompok minoritas ini dekat dan bersahabat serta hormat dengan Habib Luthfi. Baginya, Habib Luthfi bukan saja sebagai figur ulama yang bisa menjadi panutan. Akan tetapi juga sosok sebagai bapak, orang tua, juga sahabat dalam menghadapi berbagai persoalan yang muncul di tengah masyarakat.
 
Maka tidak heran jika dalam kurun beberapa puluh tahun terakhir ini Pekalongan dan sekitarnya sangat kondusif dan sejuk. Masing-masing pihak bisa menjaga toleransi keberbedaan dalam kebersamaan. 
 
Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kota Pekalongan, KH Ahmad Marzuki kepada NU Online Senin (11/11) mengatakan, Habib Luthfi bin Yahya merupakan sosok yang sangat lengkap, dekat dengan semua pihak termasuk dengan masyarakat non muslim.
 
"Habib Luthfi sangat dekat dengan kelompok non muslim. Tidak sekedar dekat, karena setiap Habib Luthfi menggelar kegiatan maulid, mereka selalu diundang dan hadir hingga sekarang," jelasnya.
 
Dikatakan, ketika terjadi kerusuhan di Kota Pekalongan pada tahun 2008, Habib Luthfi mengambil inisiatif mengumpulkan para tokoh yang ada di Kota Pekalongan termasuk non muslim dari berbagai agama untuk mencari solusi.
 
"Atas peran serta Habib Luthfi, kerusuhan bisa diredam dan tidak meluas ke tempat lain. Dari situlah kemudian kelompok non muslim selalu diajak duduk bersama dalam berbagai kesempatan," ungkap Kiai Marzuki Ketua PCNU Kota Pekalongan tahun 2005-2007.
 
Dijelaskan, karena seringnya kumpul dan bertemu dengan kelompok non Muslim, maka tahun 2007 lahir FKUB Kota Pekalongan.   
 
Menurut Habib Luthfi, non Muslim berkontribusi besar dalam menyediakan lapangan kerja bagi Umat Islam. Karena itu, sebelum teriak-teriak khilafah, alangkah lebih baik jika introspeksi, berpikir seberapa mampu telah memberikan kesempatan kerja bagi umat Islam di Indonesia.
 
“Non Muslim berkontribusi besar dalam menyediakan lapangan kerja bagi umat Islam. Coba hitung berapa prosentase toko-toko atau perusahaan non Muslim yang menyerapa pekerja Muslim. Sebelum teriak khilafah, coba pikir seberapa mampu kita telah turut serta dalam memberikan kesempatan kerja,” katanya.
 
Dalam kesempatan yang lain, Habib Luthfi memaparkan betapa Rasulullah menghormati pemeluk agama lain. Rasulullah juga membekali para sahabat agar hidup berdampingan dengan Non Muslim.
 
“Hijrah pertama ke Etiopia. Juga para ulama di Nusantara, Pajajaran, Pajang, Majapahit. Sunan Ampel bisa memposisikan diri di hadapan Brawijaya, sebagai penghormatan beliau dihadiahi tanah Ampel,” ujar Habib Luthfi. 
 
Kiai Marzuki sangat berharap kiprah Habib Luthfi merangkul semua pemeluk agama dapat ditiru oleh generasi muda sekarang. Setiap lebaran rumah Habib Luthfi pada hari pertama selalu menjadi prioritas kunjungan kelompok non Muslim, baginya hal ini sangat luar biasa.
 
"Habib Luthfi merupakan tokoh panutan yang sangat luar biasa, kaum minoritas merasa di 'uwongke' dengan dirangkul dan diajak duduk bersama untuk merajut keberbedaan dalam kebersamaan menuju Indonesia yang adil dan sejahtera demi keutuhan NKRI," pungkasnya. 
 
Pewarta: Abdul Muiz
Editor: Syamsul Arifin