Nasional KERUKUNAN

Halaman Masjid dan Gereja Menyatu di Solo

Kamis, 18 Juli 2013 | 20:00 WIB

Solo, NU Online 
Hidup berdampingan dalam perbedaan, tapi tanpa perselisihan, adalah impian semua umat. Hal itu tampak di Kota Solo pada Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodiningratan dan Masjid Al-Hikmah yang memiliki halaman bersama. 
<>
Kedua rumah ibadah yang terletak di Jl. Gatot Subroto No 222, Solo, Jawa Tengah tersebut, tidak tersekat tembok kokoh, apalagi pagar tinggi. Satu-satunya pemisah bangunan tersebut hanya tugu lilin tua yang merupakan simbol perdamaian kerukunan umat beragama. 

Menurut salah satu jamaah masjid, Sujadi mengatakan "Kita merasa bangga, bisa hidup bersama meski dengan keyakinan berbeda," jelasnya ketika ditemui pada Rabu (18/7).

Menurut Pendeta Nunung Istiningdya, GKJ Joyodiningratan didirikan tahun 1939, sementara mushala Al-Hikmah yang saat ini sudah berubah menjadi masjid didirikan tahun 1947. Suasana kondusif yang terjalin selama ini, kata Nunung, lantaran selalu terjalinnya komunikasi di antara pengurus kedua tempat beribadah itu.

"Selama puluhan tahun kami tak pernah ada konflik. Sebagai tanda kerukunan, kami mendirikan sebuah tugu lilin di antara bangunan gereja dan masjid," katanya.

Kerukunan antardua jemaah beda agama ini tidak hanya terlihat pada kegiatan ibadah sehari-hari. Saat perayaan hari besar misalnya, mereka akan saling membantu dan mengamankan kegiatan peringatan hari besar tersebut.

Pernyataan Nunung juga dibenarkan oleh Ketua Takmir Masjid Al Hikmah, Natsir Abu Bakar. Menurutnya, sebagai pengurus masjid pihaknya selalu berkomunikasi dengan gereja.

"Kami selalu berkomunikasi, apa pun yang dilakukan harus selalu rukun," terangnya.

Karena harmonisasi yang baik ini, tak jarang dua rumah ibadah tersebut menjadi rujukan pemuka agama seluruh dunia. Ada yang datang dari Singapura, Malaysia, Belanda, Jerman, Inggris, Italia, Spanyol, juga dari Filipina, Jepang, Vietnam.

Berdasarkan buku tamu gereja maupun buku tamu masjid, terlihat siapa saja yang pernah berkunjung. Kedatangan mereka ke Solo adalah untuk melihat secara langsung tentang kerukunan umat beragama di Solo.


Redaktur    : Abdullah Alawi 
Kontributor: Ahmad Rosyidi