Nasional

Hardiknas 2024, Ini Harapan Guru Muda dan Mahasiswa Keguruan

Kamis, 2 Mei 2024 | 15:16 WIB

Hardiknas 2024, Ini Harapan Guru Muda dan Mahasiswa Keguruan

Ilustrasi pengajaran (NU Online)

Jakarta, NU Online
Guru muda dan calon guru berharap ada perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia. Pasalnya, pendidikan merupakan salah satu penunjang sukses program pemerintah menuju Indonesia Emas 2045.


Guru muda dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Shidqia Islamic School, Siti Anisah, misalnya berharap agar pemerintah dapat memperbaiki sistem kurikulum pendidikan. Kurikulum Merdeka yang saat ini berlaku, perlu dikaji ulang dan dimatangkan agar kualitas pendidikan dapat naik secara signifikan.


"Kalau bagi saya mungkin harapannya tentunya pendidikan di Indonesia lebih baik lagi, ber-progress lebih baik dalam segala aspek," katanya kepada NU Online, Rabu (2/5/2024) saat diminta refleksi Hari Pendidikan Nasional.


Guru muda di SMP Miftahul Hidayah, Nidaul Hasanah Ahmad, mengatakan, Indonesia sebagai negara multikultural harus menerapkan sistem pendidikan yang inklusif (terbuka dan toleran). 


"Semoga ke depan pendidikan di Indonesia semakin memperhatikan keberagaman serta memberikan kesempatan yang setara bagi semua peserta didik tanpa adanya diskriminasi," kata Nida sapaan akrabnya.


Selain itu, Nida juga berharap yaitu partisipasi aktif dari orangtua untuk mendidik anak, karena kolaborasi yang baik antara orangtua dan sekolah akan berdampak baik bagi perkembangan para peserta didik di Indonesia.


Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Farhan Nauval menginginkan akan adanya sistem yang kolaboratif dan efisien. 


Menurutnya, pendidikan dengan konsep tersebut dapat membangun pemerataan pendidikan di Indonesia.


"Mungkin dengan menggabungkan metode pengajaran online dan offline secara simultan seperti meningkatkan fasilitas ruang kelas dengan teknologi digital seperti papan tulis digital dan alat-alat lainnya, dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan membuat siswa lebih senang belajar," kata Nauval.


Sebagai pendekatan terhadap pemerataan pendidikan, mahasiswa akhir FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sayidah Labib menyoroti soal pendidikan yang harus lebih merata terutama dari daerah-daerah yang tergolong ke dalam wilayah daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T). 


Daerah 3T, katanya, merupakan wilayah Indonesia yang memiliki kondisi geografis, sosial, ekonomi dan budaya yang kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional.


"Harapannya pendidikan Indonesia ke depannya agar lebih merata, terutama di daerah-daerah pelosok karena masih banyak yang tertinggal terutama dalam penyesuaian terhadap kurikulum," terangnya.