Nasional

Haul Ke-42 KH Bisri Syansuri Digelar Malam Ini secara Virtual

Jumat, 12 Februari 2021 | 12:00 WIB

Haul Ke-42 KH Bisri Syansuri Digelar Malam Ini secara Virtual

Lokasi Haul Ke-42 Kiai Bisri Syansuri tepat di masjid Jami Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Kabupaten Jombang. (Foto: Istimewa)

Jombang, NU Online
Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Kabupaten Jombang, Jawa Timur menggelar Haul Pendiri NU, KH Bisri Syansuri yang ke-42, Haul Nyai Noor Khodijah ke-72 dan Harlah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif ke-106 malam ini, Jumat (12/2).
 
Menurut ketua pelaksana, Agus Muhammad Busyral Karim, acara dilaksanakan di halaman Masjid Jami' Denanyar. Konsep kegiatan tidak dibuka untuk umum. Yang hadir adalah para undangan khusus.
 
Kendati demikian, Haul tersebut bisa diikuti lewat media sosial pesantren dan akun youtube Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar setelah shalat Isya wilayah Jombang.
 
"Untuk seluruh santri, alumni, dan muhibbin untuk mengikuti acara Haul secara virtual di rumahnya masing-masing. Kita juga meminta alumni atau santri tidak buat acara reunian di sekitar pesantren," katanya, Jumat (12/2).
 
Puncak acara Haul diagendakan akan dihadiri Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar dan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur KH Marzuqi Mustamar.
 
"Puncak haul kita konsep sederhana, mulai pembukaan, lalu pembacaan ayat suci Al-Qur'an, lanjut tahlil dan ceramah agama. Tentu dengan protokol kesehatan," ungkap pria yang akrab disapa Gus Iim ini.
 
Beberapa rangkaian acara Haul tahun ini antara lain pembacaan manaqib, lanjut bakti sosial, tahlil akbar, tahlil khusus siswa atau santri, pengajian alumni dan khotmil Qur'an. Acara puncaknya pengajian umum.
 
"Haul Mbah Bisri bermaksud mengenang kembali manaqibnya (kisah perjuangan kebaikan) sebagai tokoh yang dikenal memegang teguh idealisme namun moderat," imbuhnya.
 
Menurutnya, pembacaan ulang sejarah Kiai Bisri dirasa penting untuk menjaga ruh perjuangan Nahdlatul Ulama dalam berbangsa dan bernegara. Dalam merawat NU, meskipun berbeda pendapat dengan Kiai Wahab. Namun keduanya tetap kompak dalam menjaga NU.
 
"Kiai Bisri itu sosok idealis tapi juga terbuka untuk diskusi. Lawan diskusinya Kiai Wahab. Meskipun berbeda pendapat dalam proses tapi sama pada tujuan. Saling mengingatkan dan menghormati," tutup Gus Iim.
 
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin