Nasional JELANG MUKTAMAR KE-33 NU

Imam Aziz: Perlu Simulasi Transportasi Muktamar

Selasa, 31 Maret 2015 | 18:08 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Panitia Muktamar ke-33 NU HM Imam Aziz menyatakan perlunya simulasi transportasi sebelum digelar perhelatan akbar kaum Nahdliyin di Jombang, Jawa Timur, 1-5 Agustus mendatang.
<>
“Membayangkan muktamar di satu kompleks kan gampang. Lha ini ada empat. Kita kan mendalaminya secara logika. Meskipun panitia daerah bilang nggak ada masalah. Mereka setiap hari happy aja,” ujar Imam Aziz kepada NU Online di PBNU menjelang lawatannya ke Korea Selatan, Senin (30/3) malam.

Sebelumnya, saat rapat koordinasi di Jombang, Imam Aziz sudah menyampaikan kepada panitia agar membuat perencanaan yang detil. Bahkan, jika perlu dilakukan simulasi transportasi muktamar.

“Jadi, sebelum acara sudah diketahui. Misalnya, saya jalan dari pondok Tambakberas ke Denanyar itu berapa menit. Harus dihitung sedetil mungkin. Kalau pakai transportasi itu seperti apa. Harus jelas, jadi nanti ketahuan waktunya,” tandas Imam.

Bagi dia, memobilisasi banyak orang dalam waktu bersamaan, harus betul-betul disiapkan secara matang. “Pakai apa dan waktunya berapa lama harus jelas. Kalau nggak, muktamar ini bisa satu bulan,” ujarnya sembari tertawa lepas.

Hal tersebut terbayang lantaran peserta muktamar adalah para kiai yang tak jarang sudah sepuh. Saling menunggu dan antri di toilet bisa menjadi fenomena dadakan di arena muktamar. “Hal-hal kecil seperti itu bisa berjam-jam lho. Kalau kayak gitu terus sidange kapan,” selorohnya disertai tawa.

Menurut Imam Aziz, panitia harus memiliki paling tidak tiga rencana (plan). “Jadi, planning itu tidak hanya satu atau dua. Justru tiga kalau saya. Plan satu gagal, ganti yang kedua, begitu seterusnya. Nah, yang ketiga itu situasi terburuk. Yang penting kumpul,” tandasnya.

Secara teoritis, lanjutnya, masing-masing komisi ada enam utusan cabang dari seluruh Indonesia. Jumlah muktamirin di atas kertas mencapai angka di atas 3000 orang.

“Rinciannya, 6 utusan (Syuriah dan Tanfidziyah masing-masing tiga peserta) kali 500 cabang, kan sudah 3000 orang sendiri. Lalu, kalau dibagi enam komisi yang ada, 500 orang per komisi. Juga, masing-masing PWNU enam orang kali 33 provinsi, jadi 198 orang. Tiap komisi bisa 500 orang lebih. Belum dari PBNU sekitar 140-an juga,” paparnya.

Jumlah tersebut, lanjut Imam, jika dimobilisasi untuk rapat pleno dari empat pesantren harus memberangkatkan hampir 600 peserta dalam waktu bersamaan. Dalam hal ini, kemudian jelas berapa kendaraan yang harus disiapkan di tiap pesantren.

“Misalnya, satu mobil elf muat untuk 15 orang, paling tidak harus ada 40 elf. Berarti harus ada 160 elf. Itu kalau waktu berbarengan lho. kalau tidak bareng, resikonya akan terlambat,” sergahnya.

Imam Aziz memperkirakan, hari pertama yang paling ramai. Di hari kedua, saat pleno pertama cukup ramai juga. “Ada banyak pleno nanti. Pleno setelah komisi itulah yang paling krusial.”

Ditanya soal rapat koordinasi (rakor), Imam Aziz menegaskan secepatnya akan dilakukan. “Saya rencana yang akan koordinasi keamanan dan transportasi berbarengan seperti rapat tim media kemarin. Jadi, mulai siang hingga malam, dan detil rapatnya. Mungkin setelah agenda di Lombok. Ya, tanggal 11 April bisa nanti,” pungkasnya. (Musthofa Asrori/Abdullah Alawi)