Indonesia Masih Dikuasai Orang Lama
Jumat, 13 Desember 2013 | 13:07 WIB
Jakarta, NU Online
Sistem demokrasi yang sedang berjalan tidak berdampak secara signifikan bagi perbaikan kehidupan bersama karena institusi dan pilar-pilar demokrasi “dibajak” oleh kekuatan oligarkis, yang dulu dilahirkan oleh rezim Orde Baru.<>
Demikian disampaikan Mh. Nurul Huda, aktivis muda NU, dalam diskusi politik bertajuk “Struktur Kekuasaan dan Penguatan Politik Rakyat” yang diselenggarakan oleh FKGMNU di aula PBNU, Jl Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Jum’at (12/12).
Menurut Nurul Huda, sejak masa Orde Baru dan masih berlangsung hingga pasca saat ini, Indonesia dikuasai oleh kekuatan oligarkis yang terdiri dari orang-orang terkaya di republik dan dengan modal kekayaan yang dimiliki, mereka menggandeng para elit politik untuk mengamankan dominasi ekonomi-politik mereka.
“Mereka masih bertahan saat Soeharto terguling dan lalu secara cerdik mampu menyesuaikan diri dengan aturan main baru di alam reformasi,” katanya.
Para penguasa negeri ini, katanya, berkarakteristik transnasional karena pada mereka punya koneksi dengan elit oligarkis pada level global. Mereka bukan hanya menguasai sumber-sumber ekonomi.
“Mereka tidak hanya menguasai sektor tambang, pengelolaan hutan, dan perbankan tetapi juga arena politik dan media-massa,” kata Nurul Huda sambil merinci beberaa orang yang disebutnya sebagai kekuatan oligarkis itu.
Pembiacara lainnya dalam diskusi FKGMNU itu antara lain Muhammad Nuruddin (Aliansi Petani Indonesia), Agnes Sri Purbasari (Sosen FIB UI), dan Ahmad Heryawan (Gubernur Jabar).
FKGMNU merupakan kepanjangan dari Forum Komunikasi Generasi Muda Nahdlatul Ulama. Kordinator Nasional FKGMNU Amsar Dulmanan dalam kesempatan itu mengatakan, kaum muda NU memandang perlu melaksanakan kajian dan introspeksi atas perubahan politik Indonesia saat ini, sehingga menjadi kekuatan kontrol atas penyalahgunaan kekuasaan yang terkanalisasikan pada intsitusi politik yang ada.
“Kekuatan civil society berfungsi sebagai penyeimbang dan pengotrol kekuasaan pemerintah atau kekuatan politik negara, karena negara telah dipergunakan sebagai alat kekuasaan dari kepentingan-kepentingan politik pada jaringan atau korporatisme kekuasaan rezim yang menguasainya,” katanya. (A. Khoirul Anam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Nuzulul Qur’an dan Anjuran Memperbanyak Tadarus
2
Doa Qunut pada Witir Ramadhan, Lengkap dengan Latin dan Artinya
3
PBNU Adakan Mudik Gratis Lebaran 2025, Berangkat 25 Maret dan Ada 39 Bus
4
Khutbah Jumat: Pengaruh Al-Qur’an dalam Kehidupan Manusia
5
Menemukan Uang di Jalan: Boleh Dipakai atau Wajib Dikembalikan? Temukan Jawabannya!
6
Penghapusan Plaza Black Lives Matter di Washington dan Sejarah Kelam di Belakangnya
Terkini
Lihat Semua