Nasional LSN 2016

Ini Cara Santri Jadi Supporter Sepakbola

Jumat, 2 September 2016 | 00:03 WIB

Semarang, NU Online
Perhelatan Liga Santri Nusantara mulai digelar di seluruh penjuru tanah air. Sebanyak 1.024 pesantren yang tergabung di bawah naungan Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI NU) atau asosiasi pesantren se-Indonesia mengikuti ajang bergengsi ini. Di antara yang sudah mulai pertandingan adalah LSN Jawa Tengah Region II yang dihelat mulai 1-4 September 2016 di Lapangan Yon Arhanudse Semarang.

Ada yang berbeda pada supporter sepakbola khusus para santri ini. Jika pada umumnya supporter menggemakan yel-yel yang tak sedikit berbau mengejek pemain lawan sehingga menyulut pertengkaran, para santri ini menyemangati para pemain dengan bait-bait nadzam seperti nadzam sharaf sebagaimana yang lazim mereka hafalkan di pesantren.

Seperti yang disuarakan oleh supporter SirBin FC. Saat mereka ingin menyemangati pemain untuk segera memasukkan bola ke gawang, dengan serentak mereka lalu melantunkan gubahan Sang Maestro Sharaf Nusantara, Kiai Maksum bin Ali secara bersama-bersama "Dakhala... dakhalaaa, dakhaluuuu, dakhalat, dakhalata, dakhalna...." atau ketika para supporter ini ingin memberikan semangat untuk menyerang, mereka melantunkan "dlaraba.. dlaraba... dharabu..." dan seterusnya.

Salah satu supporter, Amin Zuhdi, santri Sirojuth Tholibin, Brabo, Grobogan ini mengatakan bahwa dengan model lantunan seperti ini, para santri ingin menunjukkan bahwa selain mereka bisa menguasai literasi keagamaan yang cenderung selalu berbahasa arab dengan penguasaan detail, saat mereka ditunjuk untuk merumput di lapangan hijau, para santri juga siap.

Di samping itu, mereka ingin menunjukkan, yang membedakan antara santri dengan orang lain adalah adab. "Santri harus punya adab". Dengan yel-yel yang ala santri, pertandingan akan tetap seru dengan tanpa menyakiti pihak lawan.

"Tujuan kami seperti ini supaya masyarakat tahu, supporter santri itu punya adab baik, hingga sebagai supporter pun kita harus santun, tanpa ada pihak manapun yang merasa dirugikan," tandas santri asal Lampung ini. (Mundzir/Alhafiz K)