Ini Faktor Penyebab Menurunnya Ekonomi Kelas Menengah pada 2024
Kamis, 12 September 2024 | 19:45 WIB
Rikhul Jannah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa jumlah masyarakat kelas menengah semakin berkurang. Pada 2019, jumlah kelompok ini masih 21,45 persen dari total penduduk Indonesia. Sementara pada 2024, jumlahnya tinggal 17,13 persen atau sekitar 47,85 juta.
Mereka turun kelas ke kelompok calon kelas menengah atau aspiring middle class. Kelompok ini berada di antara kelas menengah dan kelas rentan miskin.
Pada 2019, presentase kelompok calon kelas menengah masih 128,85 juta dan pada tahun ini naik jadi 13,75 juta. Pada saat yang bersamaan, kelompok rentan miskin juga terus bertambah, dari 54,97 juta pada 2019 menjadi 67,69 juta pada 2024.
Merespons itu, Pengamat Ekonomi Jaenal Effendi mengatakan bahwa meningkatnya angkatan kerja baru yang tidak diimbangi dengan pembukaan lapangan pekerjaan menjadi faktor utama menurunnya ekonomi kelas menengah.
“Naiknya jumlah angkatan kerja baru yang terjadi setiap tahun ini tidak diimbangi dengan pembukaan lapangan kerja formal yang harus didukung oleh pemerintah,” ujar Jaenal kepada NU Online, Kamis (12/9/2024).
Ia juga menekankan perlunya kerja sama yang baik antara pemerintah dan stakeholder untuk membuka lapangan kerja baru. Pekerjaan yang dibutuhkan masyarakat adalah pekerjaan formal seperti bidang industri.
Selain itu, pascapandemi Covid-19 masih dirasakan oleh perusahaan-perusahaan formal sehingga kerap melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawannya karena keterpaksaan keadaan, bahkan sampai menutup perusahaannya.
“Walau pandemi telah berakhir, tapi pascapandemi ini masih kita rasakan, banyak perusahaan yang mem-PHK karyawannya karena kurangnya investor dari luar negeri ataupun dalam negeri yang masuk dikarenakan peraturan pemerintah yang merugikan mereka (pihak perusahaan swasta)," ujar Kepala Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.
Menurutnya, masyarakat yang ter-PHK cenderung berada di ekonomi kelas menengah, sehingga sangat memungkinkan akan menurun menjadi ekonomi calon kelas menengah.
Jaenal mengatakan, turunnya ekonomi kelas menengah dari tahun 2023 ke tahun 2024 membuat masyarakat mengubah aktivitasnya menjadi pekerjaan informal. Pekerjaan informal antara lain mereka yang bekerja paruh waktu (part time), pekerja bebas di bidang pertanian atau nonpertanian, pedagang keliling, dan tukang ojek.
"Dengan adanya fenomena menurunnya ekonomi kelas menengah, pemerintah dapat mengevaluasi kembali program-programnya, sehingga dapat memprioritaskan program yang dapat menciptakan lapangan kerja baru dengan harapan dapat meningkatkan ekonomi kelas menengah," harap Jaenal.
Terpopuler
1
Temui Menkum, KH Ali Masykur Musa Umumkan Keabsahan JATMAN 2024-2029
2
Jadwal Lengkap Perjalanan Haji 2025, Jamaah Mulai Berangkat 2 Mei
3
AS Kritik Aturan Sertifikasi Halal di Indonesia, Gus Yahya: Kami Punya Kepentingan Lindungi Masyarakat
4
Beasiswa Garuda Buka Kuliah Gratis di Luar Negeri Jenjang S1, Berikut Persyaratan dan Jadwalnya
5
Paus Fransiskus Meninggal Dunia dalam Usia 88 Tahun
6
Presiden Prabowo Dijadwalkan Lepas Pemberangkatan Jamaah Haji Gelombang Pertama
Terkini
Lihat Semua