Pekalongan, NU Online
Berbeda dengan organisasi kepemudaan pada umumnya, Mahasiswa Ahlith Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah (MATAN), sebagai bagian dari Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN), harus memposisikan diri sebagai wadah bagi para pemuda yang memiliki karakter penganut thariqah.
“Artinya MATAN sebagai wadah thariqah harus mengutamakan perintah-perintah dari para mursyid,” terang pengasuh pondok pesantren Sunan Gunung Jati Ba'alawy Malon Gunungpati, Semarang KH Masroni, pada salah satu sesi kegiatan Sidang Komisi MATAN di kampus Pascasarjana IAIN Pekalongan, Selasa (16/1) malam.
Diibaratkannya, MATAN sebagai seorang anak, sedangkan para guru mursyid sebagai orang tua. Maka semestinya MATAN tidak hanya menjadi anak yang pandai, akan tetapi justru lebih mengutamakan sebagai anak yang salih.
Sementara itu, Yasir Alimi, yang menjadi penanggung jawab acara sidang komisi di MATAN mengungkapkan saah satu pesan Rais ‘Aam JATMAN Habib Luthfi bin Yahya kepada para kader MATAN.
“MATAN tetaplah menjadi bagian dari JATMAN, tidak tertarik pada yang lain. Kader MATAN mesti menjadi pengikut masyayikh serta para mursyid,” kata dia.
Pada sidang Komisi MATAN kali ini meliputi pengembangan serta pemantapan SOP dan Juknis organisasi. Selain itu para peserta sidang juga memilih calon ketua pusat MATAN untuk kepengurusan periode mendatang. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)