Jakarta, NU Online
Meninggalnya Kiai Mas Subadar, salah satu rais syuriyah PBNU, merupakan kabar duka yang mengejutkan warga NU. Bagi masyarakat, warga NU, maupun alumni pesantren Besuk Kejayan Pasuruan yang ingin memberikan penghormatan terakhir diberi kesempatan sampai Ahad (31/7), pukul 13.00 sebelum jenazah dikebumikan di pemakaman Sladi yang merupakan pemakaman keluarga.
Ahmad Ladun Khobir, salah satu keluarga yang dihubungi NU Online menjelaskan, almarhum menderita penyakit kanker pankreas. Sebelumnya, Kiai Mas Subadar dirawat di RS Darmo selama 14 hari.
“Beliau baru saja dibawa pulang dari Surabaya dan tiba di rumah sekitar maghrib sampai akhirnya meninggal sekitar pukul 7.40-an,” katanya.
Pada Rapat Pleno PBNU yang berlangsung di Cirebon baru-baru ini, seluruh peserta diminta turut mendoakan Kiai Mas Subadar yang sedang diinformasikan sakit sehingga tidak bisa hadir pada pertemuan tersebut.
Gus Ladun menjelaskan, saat ini sudah banyak pelayat yang berdatangan ke rumah duka, utamanya para alumni pesantren yang lokasinya di seputar Pasuruan. Sementara para santri membaca Yasin dan Qur’an di masjid pesantren.
Almarhum meninggal dalam usia 74 tahun. Almarhum memiliki 9 orang anak, satu orang meninggal saat masih kecil. Sekitar dua tahun yang lalu, salah seorang anaknya juga meninggal sehingga saat ini, yang masih hidup tujuh orang, dua laki-laki dan lima perempuan (Mukafi Niam)