Jakarta, NU Online
Pemilihan umum (pemilu) 2019 dipenuhi dengan pelbagai macam ujaran dan narasi untuk mengajak atau kampanye politik. Alih-alih menciptakan demokrasi berkeadaban, justru yang memenuhi ruang interaksi ialah berita palsu (hoaks), caci maki, membenci, fitnah, ghibah, dan perilaku negatif lainnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Caringin, Bogor, Jawa Barat KH M. Luqman Hakim menegaskan bahwa kampanye dengan akal sehat harus dikedepankan. Bahkan, kampanye akal sehat saja tidak karena harus dibarengi dengan iman yang sehat.
“Jadi, jangan terjebak kampanye akal sehat tanpa dibarengi iman yang sehat,” tegasnya dikutip NU Online, Rabu (30/1) lewat twitternya.
Direktur Sufi Center Jakarta ini menerangkan, akal sehat tanpa cahaya agama adalah cermin terbalik. Agama tanpa akal sehat cermin berdebu.
“Akal sehat bertumpu logika pikiran belaka kehilangan rohnya. Sedangkan rohnya adalah akal hati yang terbuka pada Cahaya Allah,” tutur Kiai Luqman.
Menurutnya, iman yang sehat adalah iman yang tumbuh sehat seperti jasad seseorang yang sehat. Iman semakin tumbuh semakin yakin kepada Allah.
“Semakin yakin semakin bersama-Nya, semakin bersama-Nya semakin hanya bagi-Nya. Jika yakinnya tumbuh dari cara beriman yang salah, maka semakin yakin semakin salah,” tandas penulis buku Jalan Hakikat ini. (Fathoni)