Nasional

Kemenag Dorong Islam Indonesia sebagai Kiblat Kajian Islam Dunia.

Kamis, 17 Desember 2015 | 17:06 WIB

Jakarta, NU Online
Kementerian Agama melalui Ditjen Pendidikan Islam menyelenggarakan Student Mobility Program (SM-PRO) Tahun 2015. Sebanyak 27 mahasiswa terbaik sudah terpilih dan akan diberangkatkan ke Australia pada Kamis (17/12).
<>
Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin meminta  peserta SM-PRO 2015 dapat menjadi agen yang mengabarkan potensi Islam Indonesia ke Australia dan negara manapun di dunia. 

“Student Mobility Program ini dapat menjadi saluran penting bagi aktivitas kemahasiswaan yang positif di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam,” tegas Dirjen saat bertemu peserta Predeparture Orientation  SM-PRO 2015 yang dilaksanakan Subdit Kelembagaan Direktorat Diktis, di Denpasar, Rabu (16/12) sebagaimana dikutip dari klaman kemenag.go.id.

Dalam arahannya Guru Besar hadits UIN Alaudddin Makassar itu kembali menekankan pentingnya Islam Indonesia sebagai kiblat kajian Islam dunia. Menurutnya, ada banyak alasan kenapa dunia harus belajar Islam ke Indonesia. Pertama, Indonesia adalah the most moslem countries in the world. Kedua, Islam Indonesia dikenal moderat dan demokratis, damai, dan menghargai perbedaan (diversity). 

“Islam dan demokrasi bertemu, compatible,” terangnya. 

“Ketiga, Indonesia memiliki modal sosial-kultural yang banyak, antara lain lembaga pendidikan Islam yang jenis dan jumlahnya terbanyak di dunia,” tambahnya bersemangat.

Kamaruddin Amin mengapresiasi pelaksanaan SM-PRO dan menilai program rintisan ini penting untuk dilanjutkan sebagai salah satu program unggulan Ditjen Pendis.  Direktorat Diktis telah melakukan seleksi yang sangat ketat terhadap 2000 lebih calon pendaftar SM-PRO 2015. Dari jumlah tersebut, setelah dilakukan wawancara kemampuan bahasa dan akademik, diperoleh 27 mahasiswa terbaik yang hari ini ikut Predeparture. 

Menurut Mastuki, penanggung jawab kegiatan sekaligus Kasubdit Kelembagaan Diktis, 27 orang mahasiswa S1 ini akan mengikuti student camp and leadership training serta cultural benchmark di Perth, Australia selama 8 hari.

“Ada yang menarik bahwa peserta SMPRO 2015 ini adalah mahasiswa S1 dari perguruan tinggi Islam dengan jurusan/prodi yang beragam. Ada yang jurusan tafsir/hadits, tarbiyah, dakwah, hubungan internasional, dan pendidikan Bahasa Inggris. Artinya, kemampuan Bahasa Inggris dan akademik merata di seluruh program studi dan jurusan di PTKI. Apalagi di antara peserta ada yang hafidz Al-Qur’an 30 juz, pinter bahasa Arab, dan talenta lainnya,” papar Mastuki di sela-sela Predeparture yang dilaksanakan di Hotel Eden Kuta Bali.

Peserta yang mengikuti SM-PRO 2015 berasal dari berbagai PTKI negeri dan swasta. Tersebar dari Aceh, Makassar, Watampone, Bandung, Medan, Palembang, Jakarta, Jogja, Surabaya, Malang dan Semarang. Mereka take off ke Perth kamis sore, (16/12) dan langsung menuju Curtin University untuk mengikuti berbagai kegiatan sampai 23 Desember 2015. Pendamping kegiatan ini dihandle oleh Jarot Wahyudi (UIN Jogja) dan Yeni Ratnayuningsih (UIN Jakarta). Red: Mukafi Niam