Jakarta, NU Online
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius, yang baru dilantik oleh Jokowi pada 20 Juli lalu berkunjung ke PBNU untuk membicarakan persoalan radikalisme dan terorisme yang berkembang di Indonesia.
Suhardi diterima oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan jajaran pengurus PBNU lainnya di gedung PBNU, lt3 Jl Kramat Raya 164 Jakarta Pusat.
Pada kesempatan tersebut, Kiai Said menjelaskan bahwa ajaran Islam yang dianut NU merupakan ajaran yang toleran dan moderat. Islam, sebagaimana agama-agama lainnya, ada juga kelompok radikal yang menganggap hanya dirinya yang benar. Dan kalau perlu menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai maksudnya.
Kiai Said menjelaskan, kelompok yang selama ini tidak ketemu dengan NU adalah Wahabi.
“Mereka suka membid’ah-bid’ahkan ajaran NU. Mereka menginginkan negara Islam sementara NU menginginkan NKRI,” katanya memberi contoh.
Dijelaskannya, NU menghargai budaya atau tradisi lokal selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam atau melakukan upaya islamisasi agar tradisi lokal tersebut bermuatan dengan nilai-nilai Islam. “Kalau seks bebas, ya NU pasti melarangnya,” tandasnya.
Kiai Said dalam kesempatan tersebut mengajak BNPT untuk meningkatkan kerjasama yang selama ini sudah dibangun melalui lembaga-lembaga NU.
Pada kesempatan itu, Suhardi menjelaskan, selain tindakan tegas, untuk mencegah terorisme juga akan digunakan pendekatan yang halus seperti melibatkan pada dai untuk mengajarkan Islam yang damai kepada orang-orang yang terindikasi menganut ajaran radikal.
Ia menyampaikan, BNPT akan bekerjasama dengan sejumlah kementerian untuk menangani radikalisme dan terorisme ini. Kementerian agama dilibatkan untuk membantu menyebarkan Islam damai. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diminta membantu anak-anak dari keluarga teroris agar mendapat pendidikan yang baik sehingga ke depannya tidak menjadi radikal. (Mukafi Niam)