Nasional

Ketua NU Jatim Ingatkan Ibu Nyai Jaga Kekompakan

Ahad, 14 Juli 2019 | 00:00 WIB

Ketua NU Jatim Ingatkan Ibu Nyai Jaga Kekompakan

KH Marzuki Mustamar pada acara Silaturahim Nasional Bu Nyai Nusantara.

Surabaya, NU Online
Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan yang dihadapi Nahdlatul Ulama semakin berat. Oleh sebab itu, hal mendesak yang harus disadari kalangan nahdliyin atau warga NU, termasuk para ibu nyai adalah menjaga kekompakan.

“Saat ini NU menghadapi berbagai persoalan, baik keagamaan dan kebangsaan. Banyak pemahaman, aliran keagamaan saat ini berkembang justru membawa masalah kebangsaan,” kata KH Marzuki Mustamar, Sabtu (13/7). 

Sebagai solusi, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur tersebut mengajak semua kalangan untuk menjaga kebersamaan dan kekompakan. 

“Kata kuncinya adalah NU harus kompak,” katanya saat pembukaan Silaturahim Nasional Bu Nyai Nusantara di Surabaya.

Di hadapan lebih dari 500 perempuan pengasuh pesantren dan pengelola majlis taklim yang hadir dalam acara yang diselenggarakan Pengurus Wilayah (PW) Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama Jawa Timur tersebut, Kiai Marzuki Mustamar menegaskan bahwa seluruh jajaran hendaknya satu komando.

“PCNU harus tunduk pada PWNU, PWNU harus tunduk pada PBNU. Tidak bisa berjalan sendiri-sendiri,” tegasnya.

Dalam pandangan dosen di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang tersebut, kekompakan NU akan mampu menghadapi berbagai persoalan yang dihadapi jamiyah dan bangsa ini. 

Secara khusus, Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad Kota Malang ini mengingatkan pula peran penting dari para ibu nyai yang ada di tanah air. “Peran para ibu nyai memiliki peran besar. Mereka juga harus kompak dan bersatu dalam ikatan NU,” ungkapnya.

Kiai Marzuki mengapresiasi kegiatan silaturahim yang menghadirkan para perempuan dari sejumlah pesantren tersebut. “Diharapkan, silaturahim nasional ini menghasilkan ikatan atau wadah bagi para ibu nyai Ahlussunnah wal Jamaah,” katanya. 

Dan di ujung sambutan, Kiai Marzuki juga meminta kepada para peserta untuk memanfaatkan kesempatan untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman demi terciptanya kekompakan.

“Lewat barisan ibu nyai ini diharapkan kekuatan NU semakin solid,” tandasnya.

Silaturahim Nasional Bu Nyai Nusantara diselenggarakan PW RMI NU Jatim menghadirkan sejumlah perempuan pesantren dan mereka yang memiliki perhatian serius terkait penyebaran Islam rahmatan lil alamin. 

“Dinamika sosial keagamaan di Indonesia sudah demikian kompleks dan membutuhkan perhatian serius dari para pengasuh pesantren,” kata Ketua PW RMI NU Jatim, H Muhammad Zaki Hadzik. 

Menurutnya, kiprah pesantren yang di dalamnya adalah para ibu nyai telah memiliki peran yang demikian besar. “Sudah banyak peran dan jasa pesantren dalam membangun masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Dan peran ini diharapkan terus berlanjut sampai kapanpun,” ungkap Gus Zaki, sapaan akrabnya. 

Dirinya tidak menampik bahwa dinamika keagamaan di Indonesia, akhir-akhir ini menunjukkan gejala yang cukup menarik. “Yaitu masyarakat mencari dan memperoleh ajaran agama tidak dari sumber yang kredibel dan kompeten,” kata Pengasuh Pesantren Putri Al-Masruriyyah, Tebuireng, Jombang tersebut.

Kegiatan silaturahim nasional antara lain dalam rangka merespons dinamika sosial keagamaan tersebut yang mendatangkan ibu nyai sebagai pengasuh pesantren dan pengasuh majelis taklim di tanah air. (Ibnu Nawawi