Keuntungan Buku ‘Mutiara Hikmah Jihad Pagi’ untuk Koin Muktamar
Jumat, 21 Februari 2020 | 01:30 WIB
Buku ‘Mutiara Hikmah Jihad Pagi’ terbitan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pringsewu, Provinsi Lampung. (Foto: NU Online/Faizin)
Muhammad Faizin
Kontributor
Pringsewu, NU Online
Genap lima tahun usia Jihad Pagi (Ngaji Ahad Pagi) yang dilaksanakan setiap pekan, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pringsewu, Provinsi Lampung menerbitkan buku berjudul Mutiara Hikmah Jihad Pagi. Buku setebal 271 halaman ini merangkum seluruh materi kegiatan Jihad Pagi yang disampaikan mulai 2015 sampai 2020 tentang berbagai hal seperti tafsir Qur'an, hadits, Fikih, dan tasawuf.
"Pada 22 Februari 2020 ini, Jihad Pagi genap sudah lima tahun. Untuk menandainya kami menerbitkan buku Mutiara Hikmah Jihad Pagi, mudah-mudahan bermanfaat dan menambah referensi keilmuan bagi para jamaah dan para pembaca," kata Ketua PCNU Pringsewu, H Taufik Qurrohim, Jumat (21/2).
Buku yang sekaligus menjadi dokumentasi kegiatan ini menurutnya akan diluncurkan dalam acara tasyakuran 5 tahun Jihad Pagi yang akan dihadiri oleh Bupati Pringsewu KH Sujadi di komplek Bendungan Way Sekampung, Pagelaran, pada Ahad (23/2). Seluruh hasil keuntungan penjualan buku tersebut akan didonasikan untuk kesuksesan Muktamar ke-34 melalui Koin Muktamar.
"Warga masyarakat Pringsewu ingin Muktamar NU yang akan dilaksanakan di Lampung pada 22 Oktober 2020 mendatang berlangsung sukses. Komitmen kami akan menyukseskan Koin Muktamar untuk pembiayaan kegiatan Muktamar," tegas Taufik.
Selain melalui buku Mutiara Hikmah Jihad Pagi ini, NU Pringsewu juga siap mengirim 10 ton ikan air tawar untuk konsumsi muktamirin. "Selain tentunya kami memaksimalkan Kotak Koin Muktamar yang akan kami kelilingkan ke seluruh penjuru Pringsewu," tambahnya.
Langkah PCNU Pringsewu membukukan materi-materi Jihad Pagi yang sudah dilaksanakan sejak 22 Februari 2015 sampai dengan 22 Februari 2020 ini merupakan usaha positif untuk lebih menjangkau segmen dakwah dan juga menjadi referensi keilmuan agama Islam.
Langkah penerbitan buku ini pun mendapat apresiasi dari Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung, KH KhairuddinTahmid. Menurut kiai yang pernah menjadi bagian dari Jihad Pagi dengan menjadi pemateri di beberapa pertemuan itu, buku Mutiara Hikmah Jihad Pagi ini akan membawa manfaat dan keberkahan bagi semua.
Ia menjelaskan bahwa berbagai bentuk dakwah bisa dilakukan setiap orang terlebih di era modern seperti sekarang ini. Masyarakat pun sudah bisa menikmati berbagai dakwah kapanpun dan di manapun melalui perkembangan teknologi. Namun kemajuan teknologi tidak serta merta mengesampingkan pentingnya berdakwah wajhan bi wajhin (bertatap muka) yang di dalamnya terkandung keberkahan bagi dai (pendakwah) maupun mad'u (objek dakwah).
"Fenomena ini ditangkap oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Pringsewu, Lampung yang memadukan keberkahan dan kemajuan teknologi dalam berdakwah sekaligus menuntut ilmu bagi umat Islam," katanya.
Jihad Pagi menurut kiai yang pernah menjadi Ketua NU Lampung ini mampu mempertemukan berbagai elemen mulai dari masyarakat, ulama, umara dalam satu majelis ilmu yang disampaikan dengan berbagai metode seperti metode ngaji ala pesantren, diskusi, dan juga ngaji di beberapa lokasi menarik dan terbuka langsung bersentuhan dengan alam.
"Jihad Pagi bukan hanya dapat memadukan dan mengintegrasikan dakwah dengan tabligh, ceramah, atau dakwah billisan, tapi juga 'dakwah bil teknologi'. Jihad Pagi mampu memadukan pola dakwah tradisional dan dakwah melenial, modern melalui dokumentasi dalam bentuk tulisan serta audio visual yang kemudian diunggah ke dunia maya," tambahnya.
KH Khairuddin menilai, dengan metode ini kajian Jihad Pagi tidak hanya menyentuh auidens (jamaah) yang hadir secara langsung, namun juga seluruh wargnanet bisa menikmatinya. Sehingga sasaran dakwah pun lebih luas dengan langkah publikasi baik online maupun offline.
Dengan para pemateri yang kompeten dalam bidang keilmuan agama dan berpaham Ahlussunah wal Jamaah, Jihad Pagi bisa menjadi bentuk praktik dakwah yang moderat atau wasathiyah. Hal ini penting, karena moderasi beragama menjadi hal yang perlu dipegang teguh oleh umat Islam di Indonesia, di tengah merebaknya paham intoleran transnasional yang menebar pahamnya melalui berbagai cara.
"Semoga Jihad Pagi akan senantiasa istikamah sampai yaumil qiyamah, dan menjadi motivator bagi majelis-majelis lain untuk senantiasa menggelar majelis ilmu karena menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim mulai dari ayunan sampai liang lahat," pungkasnya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua