Jakarta, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Caringin, Bogor, Jawa Barat KH M. Luqman Hakim menyatakan bahwa dzikir tetap harus dilakukan oleh tiap Muslim walalu penuh kealpaan.
“Jangan tinggalkan dzikir walau dzikirmu penuh kealpaan padaNya, karena berdzikir dengan hati yang alpa, lebih baik daripada tidak berdzikir sama sekali. Siapa tahu Allah menaikkan derajat dzikir penuh alpa, menuju dzikir penuh sadar kepada-Nya,” ujar Kiai Luqman dikutip NU Online, Rabu (28/11) lewat twitternya.
Pernyataan Direktur Sufi Center Jakarta itu menukil salah satu kalam hikmah dari Kitab Al-Hikam Ibnu Athaillah As-Sakandari.
“Siapa tahu dzikir anda penuh sadar padaNya menanjakan ke dzikir dengan penuh Hadir-Nya. Dan siapa tahu dzikir penuh Hadir-Nya menanjak menuju dzikir dengan menanggalkan segala hal selain Allah SWT,” jelasnya masih menukil Al-Hikam.
Lebih jauh, penulis buku Psikologi Sufi ini menguraikan, belajar melihat bahwa kesalahan itu pasti dari diri kita, lalu kita bangkit bersama harapan dari-Nya merupakan jihad paling mulia.
“Bukan melihat situasi diri dengan kesedihan dan kecewa. Karena kesadaran kita akan kelemahan, kefakiran, kehinaan, dan ketakberdayaan diri adalah anugerah,” tutur Kiai Luqman.
Ia menyatakan, manusia harus yakin pada Allah bahwa segala sesuatu pasti ada jalan keluarnya. Manusia juga hendaknya yakin kepada Allah bahwa AllahDia Maha Kuasa mengubah segalanya.
“Jika anda angkuh dan sombong, tandanya Allah sedang merendahkan dirimu. Jika anda rendah hati dan hina dina, tandanya Allah mengangkat derajatmu, danserta jika anda menuruti hawa nafsu dan maksiat, tandanya Allah menghinakanmu,” tandasnya. (Fathoni)