“Eksistensi martabat sebuah umat tergantung budayanya. Kalau budayanya hancur, martabat umatnya akan rendah, akan hancur,” katanya pada pembukaan kaderisasi Lesbumi pertama bernama Asrama Saptawikrama (Astawikrama) di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (17/2).
Berdasarkan syair teersebut, Kiai Said menjelaskan, faktor budaya sangat besar dalam kemajuan sebuah bangsa. Sebuah negara yang membangun budayanya dengan kuat terbukti maju seperti Jepang, Tiongkok, Thailand dan negara-negara lain.
Menurut dia, hal itu akibat gagal menjalankan budaya hidup bersama dalam perbedaan. Mereka melakukan peperangan yang kini sudah berlangsung 40 tahun, telah menewaskan jutaan orang.
Oleh karena itu, Kiai Said mengajak untuk bersama-sama membangun Indonesia dengan semboyan yang kerap ditegaskan di berbagai forum dan ceramahnya, “beragama total, berbudaya maksimal”.
“Mari kita sama-sama ucapkan “beragama total, berbudaya maksimal”” ajaknya kepada para seniman NU itu sambil mengangkat tangan kanannya.
Menurut Kiai Said, keadaan Timur Tengah seperti itu membuka kemungkinan Indonesia menjadi kiblat kebudayaan, peradaban, karakter, umat Islam dunia. “Indonesianya yaitu Nahdlatul Ulama,” katanya ,”Semuanya datang ke PBNU, aduh sampai capek kita, semua dubes datang, Grand Syekh Al-Azhar datang, Suni datang, Amerika, Inggris, Australi datang,” jelasnya.
Menurut dia, dunia terterik terhadap NU karena sebagai kelompok mayoritas yang mengayomi kelompok minorittas.
Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Alhafiz Kurniawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua