Nasional

Mahfud MD Ajak Pesantren Terus Lahirkan Kader Terbaik Bangsa

Senin, 5 Oktober 2020 | 00:00 WIB

Mahfud MD Ajak Pesantren Terus Lahirkan Kader Terbaik Bangsa

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) RI, Mahfud MD di Pesantren Annuqayah, Guluk-guluk, Sumenep, Jatim. (Foto: NU Online/Firdausi)

Sumenep, NU Online

Bagi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) RI, Mahfud MD, pesantren selalu memberikan sumbangsih nyata dalam kemajuan bangsa. Mereka yang dulunya ditempa di pesantren akhirnya menjadi kader terbaik dengan kiprahnya di berbagai sektor.

 

Penegasan tersebut disampaikan Mahfud MD di Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk Sumenep, Jawa Timur, Ahad (4/10). Dia hadir sebagai narasumber pada sarasehan ulama dan tokoh masyarakat dengan mengusung tema 'Radikalisme Sekuler dan Agama, Tantangan bagi Indonesia Maju' di auditorium As-Syarqawi.

 

Dalam pandangannya, agama menginspirasi jalannya pemerintahan tetapi tidak ikut mengatur langsung. Sehingga mucul undang-undang pesantren.

 

“Hal tersebut lantaran dari dulu hingga sekarang pesantren memiliki peran besar terhadap kehidupan berbangsa dan menyatakan diri sebagai penyangga Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI dan dan Pancasila,” kata pria kelahiran Sampang tersebut.

 

Guru besar Universitas Islam Indonesia Yogyakarta tersebut tidak menampik kalau ada sebagian kalangan mempertanyakan kiprah pesantren.

 

“Jika ada yang mempertanyakan pesantren tidak maju, jawablah bahwa saat ini tamatan madrasah bisa duduk di eselon pemerintahan, perkantoran, bahkan menjadi ilmuwan," katanya di hadapan undangan.

 

Mahfud kemudian mencontohkan bahwa santri bisa menjadi Wakil Presiden RI, gubernur, bupati, kepala desa, guru besar, Ketua Mahkamah Konstitusi dan lain-lain.

 

"Berkat perjuangan almaghfurlah KH Wahid Hasyim, lulusan madrasah disamakan dengan sekolah umum," ungkapnya.

 

Sebelumnya, Mahfud menjelaskan bahwa menjelang kemerdekaan, terjadi polemik di kalangan pendiri negara. Karena saat itu berkembang usulan negara berbentuk sekuler atau agama.

 

“Dari hasil musyawarah tersebut lahirlah konsep negara kebangsaan yang berketuhanan dan beragama. Tetapi bukan satu agama, melainkan seluruh agama dilindungi dan diberi kebebasan beribadah sesuai keyakinan masing-masing. Inilah negara Pancasila yang sampai detik ini menjadi dasar ideologi Indonesia,” tegasnya.

 

Kegiatan dipandu KH Maimun Syamsuddin dan dihadiri Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Madura. Ada juga dari unsur pemerintah, TNI, dan Polri.

 

Peserta yang hadir harus menyertakan hasil rapid test kepada tenaga medis yang berjaga di pintu penerimaan tamu.

 

Kontributor: Firdausi

Editor: Ibnu Nawawi