Rangkaian Kegiatan Mandiri Digelar Jelang Konfercab PCNU Sumenep
Jumat, 25 September 2020 | 12:14 WIB
A. Syamsul Arifin
Kontributor
Sumenep, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur akan menyelenggarakan Konferensi Cabang (Konferancab) pada Ahad (27/9). Forum musyawarah tertinggi di lingkungan NU tingkat kabupaten ini rencananya akan dilaksanakan di Pondok Pesantren Nasy'atul Muta'allimin Gapura Timur, Sumenep.
Ketua PCNU Sumenep, Kiai A Panji Taufik mengatakan,beberapa kegiatan dalam rangka pra-Konfercab sudah dilakukan sebelumnya. Kegitan tersebut seperti halaqah, seminar, dan lokakarya membahas potensi NU Sumenep yang bisa dibingkai dalam program-program organisasi lima tahun yang akan datang.
Semua rangkaian kegiatan pra-Konfercab hingga konferensi nanti tegasnya, dibiayai secara mandiri. Kiai Panji bertekad menjadikan organisasi yang dipimpinnya ini meninggalkan ketergantungan kepada pihak luar NU.
"Yang perlu diketahui, konferensi dan bahkan acara pengajian ini semua pembiayaannya dari warga kita sendiri," jelasnya saat menyampaikan sambutannya di Haul Muassis NU dan Ngaji Bareng Gus Baha-Gus Ghofur, Kamis malam (24/9) di halaman Pesantren Nasy'atul Muta'allimin.
Dalam menghadapi Konfercab ini, ia juga mengimbau agar segenap pengurus NU, terlebih para calon nahkoda meningkatkan munajat dan shalat istikharah, memohon kepada Allah agar Konfercab berjalan dengan lancar dan menghasilkan keputusan-keputusan yang terbaik.
"Tentu calon-calon yang dianggap layak harus melalui istisyarah dan istikharah, bukan hanya bermain media sosial," katanya.
Kiai Panji sapaan akrabnya menegaskan, berkhidmah di NU harus dengan sungguh-sungguh. Para Pendiri NU, Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Chasbullah, dan KH Bisri Syansuri mendirikan organisasi besar ini bukan lah asal-asalan melainkan melalui sejarah panjang dan semua usaha lahiriyah serta batiniyah sama-sama dilakukan.
"Ini masih ada waktu dua hari lagi menuju Konfercab, mari istikharah, memanjakan doa, memohon petunjuk kepada Allah, bukan membuat tim sukses dan bermain media sosial," jelasnya.
Menurutnya, perkembangan teknologi dan kemudahan akses interaksi melalui media sosial hendaknya disikapi bijak oleh warga NU Sumenep. Jangan karena perkembangan itu semua sampai mengurangi interaksi (ibadah) warga NU kepada Allah SWT.
"Kalau bukan dari kalangan jebolan santri yang terus melestarikan ibadah-ibadah sunnah, seperti Istikharah dan seterusnya, lalu siapa lagi?," tanyanya.
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua