Nasional

Menanamkan Nilai Harus Diutamakan untuk Siswa

Rabu, 27 Februari 2019 | 18:10 WIB

Jakarta, NU Online

Beberapa waktu belakangan kita dipertontonkan pada fenomena sejumlah siswa sekolah yang berani kepada gurunya. Ada yang menantang guru berkelahi, ada pula yang sampai menganiaya sang guru. Fenomena demikian menurut Guru Besar Psikologi dari Universitas Indonesia (UI), Prof Hamdi Muluk berasal dari lunturnya budaya penghormatan siswa pada guru.

Hal itu juga berkaitan dengan sistem pendidikan dasar yang diterapkan di mana orang tua lebih khawatir apabila anak-anaknya tidak segera menguasai kemampuan skolastis seperti membaca, berhitung, matematika, bahasa Inggris, dari pada berbudi luhur.

“Kurikulum dasar kita baik untuk tingkat PAUD, TK dan SD saat ini sudah dijejelin agar supaya anak-anak ini cepat-cepat menguasai kemampuan skolastis ini,” ujar Hamdi Muluk di Jakarta.

Padahal menurutnya, di tingkat pendidikan dasar yang diperlukan adalah menanamkan nilai-nilai seperti integritas yang di dalamnya mengandung kejujuran, bertanggungjawab, konsisten, nilai-nilai kemandirian, dan nilai-nilai persatuan yang mengajarkan toleransi, hormat-menghormati, sopan santun kepada yang lebih tua. 

“Nah pendidian nilai-nilai ini lah sebenarnya yang akan membekali orang untuk menghadapi dunia nyata, apa yang sering juga disebut sebagai life skills. Kalau nilai-nilai ini tertanam dengan baik, maka hasilnya adalah karakter yang kuat. Kalau karakter kuat dan sudah tertanam, baru mulai menguasai skil-skil skolastik seperti matematika, bahasa Inggris, Kimia, Biologi dan sebagainya. Dan itu tentunya akan lebih mudah,” ujarnya menjelaskan

Karena menurutnya, orang yang berkarakter kuat tentunya tidak akan mudah menyerah, di mana orang tersebut akan selalu mencoba untuk belajar sendiri. Kalau nilai-nilai toleransi seperti hormat kepada yang lebih tua, menghormati otoritas (seperti guru), tentunya anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi dengan karakter kuat.

“Anak-anak seperti ini di kemudian hari tentu akan cepat menguasai kemampuan akademik itu. Pendidikan PAUD, TK dan SD lebih banyak muatan akademiknya ketimbang pendidikan nilai-nilai budi pekerti,” ujarnya lagi.

Berbeda dengan pendidikan di luar negeri, di mana pendidikan awal seperti TK, SD lebih banyak dengan kegiatan "bermain" lewat eksperimen seperti olah raga ataupun kesenian. Dari permainan itu diselipkan pendidikan nilai-nilai seperti toleransi, sportifitas, kompetisi, hormat menghormati, persatuan dan sebagainya. (Red: Ahmad Rozali)