Nasional

Mendikdasmen Ajak Muslimat NU Lahirkan Anak-Anak Hebat Sambut Indonesia Emas 2045

Jumat, 14 Februari 2025 | 15:00 WIB

Mendikdasmen Ajak Muslimat NU Lahirkan Anak-Anak Hebat Sambut Indonesia Emas 2045

Momen Mendikdasmen berpose dengan ibu-ibu kader Muslimat NU di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Kamis (13/2/2025). (Foto: dok. panitia)

Surabaya, NU Online

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengajak ibu-ibu kader Muslimat NU untuk menjadi komunitas yang melahirkan anak-anak hebat dalam menyambut Indonesia emas 2045. Menurutnya, hal itu penting dilakukan untuk memenuhi amanat konstitusi terkait dunia pendidikan.


Sebagai upaya melahirkan anak-anak hebat itu, Kemendikdasmen merumuskan program prioritas wajib belajar 13 tahun, yang dimulai dari pendidikan prasekolah yaitu Taman Kanak-kanak (TK).


“Kami melihat arti penting pendidikan prasekolah ini sebagai bagian dari upaya kita membangun generasi Indonesia yang kuat dan hebat,” ujarnya dalam Sidang Pleno Kongres Ke-18 Muslimat NU di Gedung Muzdalifah, Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Kamis (13/02/2025).


Ia mengatakan, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa mereka yang memiliki pengalaman pendidikan pada masa TK memiliki learning surveillance dan learning achievement yang lebih bagus, dibandingkan yang tidak punya pengalaman pendidikan prasekolah.


Karena itu, lanjut Mu’ti, Presiden Prabowo Subianto mencanangkan program Makan Bergizi Gratis (MBG), untuk mereka yang belajar dari TK sampai SLTA, bahkan untuk ibu hamil dan menyusui. Program ini merupakan upaya dalam rangka membangun generasi Indonesia yang kuat dan hebat tersebut.


“Kalau saya mencoba melihat dari sudut pandang psikologi, mungkin juga dalam sudut pandang islam dalam hadits nabi, bahwa pendidikan itu dimulai sejak dalam kandungan,” ungkapnya.


Ia menjelaskan, pada masa kandungan itu, anak-anak sudah bisa mendengar serta diajak berinteraksi dan belajar. Sebab, masa anak-anak itu merupakan masa-masa yang sangat menentukan. Para ahli menyebutkan 75 persen perkembangan otak terjadi dalam kandungan, dan hanya 25 persen saja ketika mereka lahir.
 

“Maknanya, ketika selama dalam kandungan itu anak mendapatkan nutrisi yang baik dan juga mendapatkan rangsangan pendidikan yang baik dari lingkungannya terutama dari orang tuanya, maka dia akan memiliki kesehatan dan potensi hidup yang lebih baik dibanding mereka yang kekurangan gizi,” katanya.


“Jadi, kalau ibu-ibu Muslimat NU biasa membaca shalawat kemudian rajin mengaji, itu anaknya insyaallah rajin dan pandai shalawatan ketika lahir. Tapi ketika sedang hamil menyanyi lagu alamat palsu, maka mungkin ketika lahir langsung nyari alamat yang benar di mana,” imbuh Mu’ti sambil berseloroh.


Ia melanjutkan bahwa pada masa-masa emas bagi perkembangan anak itu meniscayakan peran Muslimat NU dalam membangun generasi Indonesia yang hebat dan kuat.


"Kami sangat berharap agar ibu-ibu Muslimat dapat bersama-sama dengan kami,” tuturnya.


Di samping itu, Prof Mu’ti menyebutkan program lain dari Kemendikdasmen, yaitu tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat. Tujuh kebiasaan itu adalah bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat.


Dengan program tersebut, pihaknya berusaha untuk membangun pendidikan karakter melalui pembiasaan yang nantinya akan membentuk kebiasaan. Dari kebiasaan itu nantinya akan membentuk kepribadian yang akan berpengaruh besar dalam membangun keadaban dan peradaban bangsa.


“Ini program yang menurut saya perlu dukungan Muslimat NU. Karena program ini merupakan upaya kita untuk melakukan upaya-upaya bersama atau partisipasi semesta dalam membangun karakter anak,” pungkasnya.


Sebelumnya, dalam rangkaian Kongres Ke-18 Muslimat NU itu juga dilaksanakan Sidang Pleno Pengarahan bersama Menteri Desa dan PDTT Yandri Susanto, dan Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi.


Kontributor: A Habiburrahman