Nasional EKSPEDISI ISLAM NUSANTARA (34)

Menyingkap Pemakaman Emas Sultan Iskandar Muda

Rabu, 4 Mei 2016 | 20:05 WIB

Banda Aceh, NU Online 
Kompleks pemakaman Sultan Iskandar Muda disebut kandang meuh (pemakaman emas). Sebagian orang Aceh menyebutkan bahwa di makam tersebut ada emas atau material kuburan yang terbuat dari emas di bagian-bagian tertentu. 

Namun, pendapat itu dibantah Guru Besar Universitas Islam Negeri Prof. Dr. Misri Al-Muchsin. Menurut dia, tidak ada aturannya dalam Islam, baik raja maupun masyarakat biasa, untuk membuat kuburannya dari emas, apalagi membawanya. 

Menurut dia, sampai saat ini masyarakat Aceh, kalau ada yang meninggal, sementara giginya beremas, harus dicopot. Jadi, tidak mungkin raja-raja Aceh, khususnya Sultan Iskandar Muda, membawa emas ke kuburannya.  

“Kandang meuh, kalau saya melihat lebih kepada simbol saja, di sanalah tempat pemilik emas,” katanya kepada tim Ekspedisi Islam Nusantara di Banda Aceh Senin (2/5). 

Pemilik emas itu menurut dia, raja dan keluarganya. Keluarga raja, khususnya perempuan banyak memakai emas, mulai di tangan, di leher, dan telinga. 

“Orang yang dikuburkan di situ adalah pemilik emas. Bukan hiasan kuburannya. Sebab dalam tradisi aceh sampai hari ini tidak ada ynag dikuburkan membawa emas. Apalagi orang laki,” jelasnya.

Di kandang meuh, profil Sultan Iskandar Muda dijelaskan pada sebuah prasasti dengan keterangan berbunyi: 

Seorang sultan di Aceh yang sangat termashur yang memerintah pada tahu 1607-1636 M. Beliau sangat bijaksana dalam menjalankan pemerintahan sehingga sebahagian wilayah Sumatera dan Semenanjung Melayu menjadi bahagian Kerajaan Aceh. Pada masa Sultan Iskandar Muda Islam berkembang pesat di Aceh sehingga pada saat itu aceh menjadi pusat studi Islam. (Abdullah Alawi)