Nasional

NU Care-LAZISNU PBNU Adakan Pelatihan Guru Bahasa Isyarat

Ahad, 16 Maret 2025 | 15:30 WIB

NU Care-LAZISNU PBNU Adakan Pelatihan Guru Bahasa Isyarat

Peserta pelatihan guru bahasa isyarat diadakan NU Care-LAZISNU, Ahad (16/3/2025). (Foto: NU Care)

Jakarta, NU Online
NU Care-LAZISNU meyelenggarakan Pelatihan Guru Bahasa Isyarat Program Kemanusiaan Inklusif 2025 pada Sabtu (15/3/2025) di Gedung PBNU Lantai 8, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat.


Sekretaris LAZISNU PBNU Moesafa menyampaikan bahwa tujuan diadakan pelatihan ini untuk memberdayakan para guru yang memiliki murid penyandang disabilitas. Kegiatan ini pertama kali diselenggarakan LAZISNU sebagai penerapan dari pilar NU-Cerdas.


“Kegiatan ini bentuk peduli kami pada kelompok penyandang disabilitas, jangan sampai fasilitasnya seperti Al-Qur’annya ada tapi guru atau yang mengajarnya tidak ada, maka kami berikan pelatihan guru bahasa isyarat yang baca Al-Qur’an,” ujar Moesafa kepada NU Online di Gedung PBNU, Jakarta Pusat pada Ahad (16/3/2025).


Ia menyampaikan bahwa peserta pelatihan ini sebanyak 16 guru berasal dari sekolah dan madrasah di Jabodetabek dan Jawa Tengah yang memiliki siswa penyandang disabilitas tuna rungu dan tuna wicara.

 

Moesafa berharap dengan adanya pelatihan ini membuat siswa penyandang disabilitas dapat mempelajari dan membaca Al-Qur’an secara benar, serta pelatihan bagi guru akan berlangsung secara berkelanjut.

 

“Kami harapkan mereka bisa belajar dan membaca Al-Qur’an secara benar, kegiatan ini akan berlangsung secara berkelanjutan, saat ini untuk bahasa isyarat kemudian bisa yang penyandang disabilitas lainnya,” katanya.

 

Senada, Pentashihan Mushaf Al-Qur'an Kementerian Agama Republik Indonesia Ida Zulfiya menyampaikan bahwa pelatihan ini sebagai bentuk kepedulian kepada penyandang disabilitas yang mendapat perlakuan dipinggirkan di lingkungan masyarakat.

 

“Kami sangat bersyukur NU menyelenggarakan kegiatan ini, karena kegiatan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi mereka yang butuh bimbingan dalam membaca Al-Qur’an sehingga pelatihan bagi guru-guru ini sangat tepat,” ujar Ida.

 

Ia menyampaikan bahwa materi yang akan diajarkan diantaranya sejarah dan metode dalam membaca Al-Qur’an bahasa isyarat, menerapkan Al-Quran kepada para penyandang disabilitas, serta konsep tuli dan wicara terutama hak dalam keagamaan.


Ida berharap dengan adanya pelatihan bahasa isyarat ini membuat ketersediaan guru yang memahami Al-Qur’an bahasa isyarat semakin bertambah dan para penyandang disabilitas dapat mempelajari Al-Qur’an bahasa isyarat.


“Teman-teman tuli, wicara dapat mengakses belajar Al-Qur’an, terfasilitasi bahkan dari NU membantu memfasilitasi, insyaallah tidak ada lagi penyandang disabilitas yang tidak bisa belajar Al-Qur’an,” katanya.


Ia berharap setelah diadakan pelatihan ini, peserta dapat mengajarkan Al-Qur’an kepada penyandang disabilitas tuna rungu. tuna wicara, dan masyarakat di sekitarnya.


“Selain kepada anak-anaknya, guru ini diharapkan dapat mengedukasi kepada orang tuanya dan masyarakat di sekitarnya, sehingga mereka (penyandang disabilitas) dapat diterima di lingkungan masyarakat,” ujar Penyusun Mushaf Isyarat Indonesia itu.