P2G Pertanyakan Kurikulum yang Akan Diterapkan di Sekolah Rakyat Bentukan Pemerintah
Selasa, 25 Maret 2025 | 08:00 WIB
Joko Susanto
Kontributor
Jakarta, NU Online
Kepala Bidang Advokasi Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Iman Zanatul Haeri mendorong Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dan Kementerian Sosial (Kemensos) mengkaji lebih dalam dan jelas terkait dengan konsep kurikulum sekolah rakyat yang akan dipakai.
"Ya mengenai kurikulum yang baik untuk sekolah rakyat ini bukan soal menggunakan kurikulum nasional atau internasional, tetapi yang kurikulum diharapkan seperti apa tujuannya? Membangun anak berkompeten atau berkarakter?" kata Iman dihubungi NU Online, Sabtu (22/3/2025).
Ia menjelaskan ada 2 hal yang perlu diperhatikan terkait sekolah rakyat. Pertama, ekspektasi seperti apa ketika kurikulum tersebut diberlakukan untuk sekolah rakyat, apakah membangun anak menjadi berkompeten atau berkarakter.
Kedua, kondisi anak yang seperti apa harus bisa menyesuaikan dengan kurikulum yang akan disusun dan dibentuk.
"Kemendikdasmen harus menyesuaikan kecocokan konsep kurikulum dengan anak-anak yang di sana," tegas Iman
Sebelumnya, Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyatakan bahwa ada kemungkinan penggunaan kurikulum internasional di sekolah rakyat. Pada akhirnya, kata dia, kurikulum ini akan terintegrasi ke dalam kurikulum nasional plus plus yang sedang disusun.
“Ya, kurikulum nasional plus-plus. Sementara plus-plus itu ya bisa jadi ngambil internasional juga. Belum tahu tapi plus-plus lah,” ujar Saifullah usai mengadakan rapat persiapan Sekolah Rakyat dengan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya di kantornya pada Jumat, (21/3/2025).
Pria yang juga dikenal sebagai Gus Ipul mengatakan Kurikulum nasional plus plus bertujuan untuk menggabungkan model pendidikan formal dengan tambahan pembelajaran tambahan. Dia mencontohkan pendidikan karakter, disiplin, ketertiban, dan keterampilan melalui berbagai program ekstrakurikuler.
Gus Ipul akan bekerja sama dengan Abdul Mu'ti selaku Kemendikdasmen untuk membuat model belajar tersebut. “Maka ini ada dukungan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, dan juga dengan Kementerian Agama,” katanya.
Sebelumnya, Mohammad Nuh, ketua tim formatur Sekolah Rakyat, menyatakan bahwa Sekolah Rakyat akan menerapkan kurikulum yang dirancang khusus. Kurikulum ini juga akan menggabungkan kurikulum nasional dan internasional.
“Tentu ada kurikulum nasional kita tetap plus. Jadi kurikulum nasional 'plus plus',” ujarnya dalam konferensi pers usai rapat pembahasan pembangunan Sekolah Rakyat di kantor Kementerian Sosial, Jakarta Pusat pada Rabu (5/3/2025).
Meskipun demikian, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu belum memberikan rincian lebih lanjut tentang kurikulum yang akan diterapkan di Sekolah Rakyat. Sebaliknya, stafnya terus mengembangkan ide terbaik yang dapat diterapkan oleh siswa berdasarkan gagasan yang diusulkan oleh Kementerian Sosial.
Menurut Nuh, faktor utama dalam menentukan kurikulum yang akan diterapkan adalah latar belakang calon siswa Sekolah Rakyat, yang ditargetkan berasal dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Konsep Sekolah Rakyat yang didirikan sebagai asrama atau boarding school juga memengaruhi perencanaan.
Terpopuler
1
Khutbah Idul Fitri 1446 H: Kembali Suci dengan Ampunan Ilahi dan Silaturahmi
2
Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri, Istri, Anak, Keluarga, hingga Orang Lain, Dilengkapi Latin dan Terjemah
3
Habis RUU TNI Terbitlah RUU Polri, Gerakan Rakyat Diprediksi akan Makin Masif
4
Fatwa Larangan Buku Ahmet T. Kuru di Malaysia, Bukti Nyata Otoritarianisme Ulama-Negara?
5
Kultum Ramadhan: Mari Perbanyak Istighfar dan Memohon Ampun
6
Gus Dur Berhasil Perkuat Supremasi Sipil, Kini TNI/Polri Bebas di Ranah Sipil
Terkini
Lihat Semua