Nasional

Pemahaman Sejarah Anak-anak NU Mengkhawatirkan (1)

Senin, 12 November 2012 | 07:11 WIB

Jakarta, NU Online
Aktivis pengkaderan IPNU Caswiyono Rusydie menyampaikan bahwa pemahaman sejarah anak-anak NU mengkhawatir.

<>

Sebab, kata dia, tidak ada pendidikan kesejarahan yang memadai, baik di sekolah ataupun forum-forum pengkaderan NU, mulai di pesantren, sekolah, atau pengkaderan di PMII, IPNU-IPPNU, dan lain majlis-majlis informal di komunitas NU.

"Di sekolah-sekolah yang di bawah naungan LP Ma'arif sangat terbatas, begitu juga di forum-forum pengkaderan organisasi seperti IPNU-IPPNU. Khususnya di IPNU yang saya ketahui, belum punya pegangan yang disepakati bersama," ujar Caswiyono, minggu lalu di kantor NU Online.

Dia menambahkan, pengkaderan NU di pesantren-pesantren juga terbatas pada ajaran-ajaran yang bersifat diniyah, belum menyentuh pendidikan NU yang menyeluruh.

"Saya kira, pendidikan kesejarahan yang nantinya akan mempengaruhi langkah NU ke depan. Dan sedikit demi sedikit sebetulnya sudah terlihat. Kita semua mendengar santri itu berpindah ke sana, alumni pesantren itu sekarang tidak hormat pada NU," paparnya.

Berdasarkan pengamatan sederhana oleh NU Online, kader-kader NU di beberapa daerah memang tidak paham secara mendalam tentang sejarah NU, khusus sejarah-sejarah yang terkait dengan sejaah nasional. Misalkan, mereka tidak tahu relasi antara Resolusi Jihad dengan perang Surabaya 10 Nopember 1945 atau tentang sejarah Pancasila.

Caswiyono mengatakan, kelemahan pendidikan pengkaderan di antaranya ada pada kelangkaan bahan bacaan yang berisi sejarah dan para pengisi pengkaderan yang belum berpengalaman.

Ā 

Penulis: Hamzah Sahal