Nasional

Penambahan Luas Lahan Padi di Blora Buahkan Hasil Positif

Sabtu, 3 November 2018 | 10:45 WIB

Jakarta, NU Online

Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) menambah Luas Tambah Tanam (LTT) padi untuk meningkatkan produksi di Kabupaten Blora, Jawa Tengah menuai hasil denga capaian periode Oktober 2017 hingga September 2018 hingga surplus seluas 801 hektar dari lahan seluas 110.713 hektar. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, yakni periode Oktober 2016 hingga September 2017 yang hanya seluas 109.911 hektar.

Atas keberhasilan tersebut, Direktur Jenderal Hortikultura, selaku Penaggungjawab Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) Tingkat Provinsi Jawa Tengah Suwandi memberikan penghargaan kepada Kabupaten Blora berupa benih buah-buahan berupa benih mangga sebanyak 5 ribu batang, benih durian 3 ribu batang dan benih manggis 3.500 batang. Bantuan itu diberikan kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora

Bantuan benih cabai rawit dan cabai keriting juga diberikan kepada seluruh peserta dari Kecamatan yakni kepala UPT Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kecamatan. “Ini untuk memberikan semangat juang agar terus meningkatkan kinerjanya,” kata Suwandi pada Rapat koordinasi Upsus Pajale sekaligus pemberian penghargaan di Blora, Kamis (2/11).

Suwardi mengaku bahagia dengan keberhasilan tersebut. “Awalnya pesimis melihat laporan awal yang disampaikan namun ternyata dinas pertanian Blora berani mengambil inisiatif di saat-saat kritis dengan menggenjot Gogo-Rancah sebagai strategi alternatif,” lanjut Suwandi.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora, Reni mengatakan potensi lahan pertanian berdasarkan laporan Sensus Pertanian, lahan padi tahun 2017 seluas 46.620 hektar yang terdiri dari 15.094 hektar sawah irigasi, 31.526 hektar serta potensi pahan kering seluas 23.953 hektar.

“Diharapkan produktiviitas padi Angka  Kabupaten Blora mendekati angka 5,7 ton per hektar sebagaimana angka ramalan II oleh BPS Kabupaten Blora,” tuturnya.

Lebih lanjut Reni menjelaskan pada musim ini sebetulnya banyak lahan yang sudah disemai benihnya dan lahan sudah diolah. Akan tetapi masih menunggu hujan yang belum mencukupi. “Terdapat potensi tanam 35.677 hektar yang benihnya sudah siap namun kekurangan air karena merupakan sawah tadah hujan,” jelasnya.

Selain itu, sambungnya, sistem irigasi di Kabupaten Blora yang mampu mengungkit luas tanam padi di antaranya gelontoran air dari Bengawan Solo di Cepu, sumur submersible di Cepu, Kedungtuban, Kradenan dan Randublatung serta sumur dalam di Kedungtuban dan Randublatung bantuan dari Kementrian Pekerjaan Umum.

“Dalam mendukung suksesnya Program Upsus Pajale baik onfarm maupun off farm, Dinas Pertanain dan ketahanan Pangan Kabupaten Blora, mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Pusat, Bupati Blora, Kepala UPT Dinas Pertanian Kecamatan, TNI L, BPS dan petugas data dengan membangun sinergis bersama instansi terkait,” ujar Reni.

Bupati Blora, Djoko Nugroho mengatakan konsumsi beras masyarakat Blora hanya sebesar 22 persen dari produksi sendiri, sehingga sisanya untuk dikirim keluar Blora. Ini merupakan prestasi bagi petani yang harus terus ditingkatkan.

“Jika hal ini terus kita lakukan dan tingkatkan, maka hal ini tentunya bisa mensejahterahkan petani di Kabupaten Blora,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Yuni Astuti mengapresiasi pemerintah pusat memberikan penghargaan kepada Kabupaten berprestasi atas capaian yang telah diraih. Menurutnya, Blora sebagai salah satu Kabupaten berprestasi tahun ini.

“Kedepan diharapkan menularkan strategi-strategi kesuksesannya agar memberikan kontribusi di Provinsi Jawa Tengah tentunya,” tuturnya. (Red: Ahmad Rozali)