Jakarta, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Caringin, Bogor, Jawa Barat KH M. Luqman Hakim menjelaskan tentang pentingnya konsistensi atau keistiqomahan dalam berdzikir dan memanjatkan doa. Ia juga menerangkan ketika doa seorang hamba belum juga dikabulkan oleh Allah SWT.
Menurut Direktur Sufi Center Jakarta tersebut, seorang hamba hendaknya berbahagia bukan karena doanya dikabulkan, melainkan harus bersyukur masih diberi keistiqomahan dalam berdoa.
“Berdoalah dan gembiralah karena engkau ditakdirkan berdoa. Bukan gembira karena doamu dikabulkan. Berdoalah agar segala kesombongan sirna karena riya' bisa bersembunyi di balik rasa luhur dihadapan-Nya,” ujar Kiai Luqman dikutip NU Online, Kamis (4/10) lewat twitter pribadinya.
Penulis buku Jalan Hakikat ini mengumpamakan kalau ada pengamen datang jrang jreng jrang jreng, lalu langsung diberi uang apakah sebenarnya yang memberi tulus memberi atau agar pengamen segera pergi?
“Allah bisa langsung memberi permintaanmu, agar kamu tidak jrang jreng lagi di hadapan-Nya,” ungkapnya.
Jika lagu pengamen indah, lanjutnya, pasti seseorang lebih lama mendengarkan. Kiai Luqman mengumpamakan sebuah dialog.
"Berapa satu lagu?"
"2.000 mas"
"10 lagu ya"
“Lalu anda kasih uang 100.000. Pengamen mengembalikan 80.000. Tapi anda tolak. Bahkan anda menambah lagi 200.000 karena bonus akhlak pengamen. Anda suka, pengamen bahagia,” tutur Kiai Luqman memberi kiasan. (Fathoni)