Pilkada 2024, Rais PWNU Jabar Imbau Pengurus NU Bersikap Netral
Jumat, 27 September 2024 | 19:00 WIB
Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat KH Abun Bunyamin di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Kamis (26/9/2024). (Foto: NU Online/Suwitno)
Haekal Attar
Penulis
Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat (Jabar) KH Abun Bunyamin mengimbau agar Pengurus NU dapat bersikap netral pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Hal itu disampaikannya selepas pertemuan antara PWNU Jawa Barat dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Jabar dengan Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) di lantai 8 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Kamis (26/9/2024).
"Kami Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat mengimbau untuk mensukseskan Pilkada dan juga kami harap bahwa dalam teknis pelaksanaan sebagai warga Nahdliyin, apalagi pengurus sebaiknya netral-netral saja," katanya.
Kiai Abun menjelaskan bahwa tugas Pengurus NU saat Pilkada berlangsung adalah memberikan nasihat-nasihat yang baik.
"Kita berkewajiban sama nasihat, tausiyah, mauidzoh hasanah," kata Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muhajirin, Purwakarta, Jawa Barat itu.
Pengurus NU juga harus tidak terlibat secara langsung dalam proses politik praktis, seperti dukung-mendukung para calon. "Dan tidak terlibat langsung untuk dukung-mendukung gitu," lanjut kiai yang menamatkan pendidikan pesantren di Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat itu.
Larangan penggunaan fasilitas NU untuk Pilkada 2024
Senada, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengingatkan seluruh nahdliyyin untuk menjaga netralitas organisasi dalam kontestasi politik di Pilkada 2024
Gus Yahya juga melarang penggunaan fasilitas milik NU sehingga aktivitas kampanye yang mengatasnamakan NU secara kelembagaan itu dilarang.
"Kita minta tidak membawa lembaga. Warga NU berhak membuat pilihan politiknya masing-masing, tapi jangan membawa-bawa lembaga. Jangan berkampanye atas nama pengurus NU," kata Gus Yahya dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Gus Yahya menekankan, setiap warga NU bebas memilih dan mendukung kandidat mana pun, dengan catatan tidak melibatkan nama atau fasilitas NU dalam aktivitas politik mereka.
"Jangan menggunakan fasilitas-fasilitas milik NU, tidak boleh digunakan untuk kegiatan politik (kampanye). Kita sudah keluarkan itu, parameter-parameter itu. Kalau mau dukung-mendukung silakan saja," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.
Saat ini, Pilkada 2024 sudah sampai tahapan kampanye para calon sejak 25 September 2024 hingga 23 November 2024. Setelah kampanye, berlangsung masa tenang selama tiga hari sebelum pemungutan suara Pilkada pada 27 November 2024
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua