Puasa di Kanada: Durasi 14-16 Jam, Menu Takjil, hingga Ragam Jumlah Rakaat Tarawih
Sabtu, 16 April 2022 | 14:30 WIB
Aru Lego Triono
Kontributor
Jakarta, NU Online
Kanada merupakan negara berjuluk negeri pecahan es. Letaknya di ujung benua Amerika. Di sana terdapat empat musim dengan mengikuti pergerakan posisi bumi mengelilingi matahari. Hal tersebut membuat waktu shalat dan termasuk ibadah puasa menjadi dinamis karena selalu ada pergeseran pada setiap tahun.
Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Amerika Serikat-Kanada M Izzul Haq Dimyati menjelaskan bahwa Ramadhan 1443 Hijriah yang jatuh pada April 2022 masuk ke musim semi. Pada hari pertama puasa, durasinya sekitar 14 jam beberapa menit. Subuh pada pukul 05.10 dan maghrib pukul 19.25 waktu setempat.
“Tetapi nanti di hari terakhir puasa, mengingat siang semakin panjang maka menjadi sekitar 16 jam, subuhnya jam 04.07 dan maghrib jam 20.02. Meski tidak selama waktu di musim panas yang pernah sampai 18 jam, subuh jam 3.20 dan maghrib jam 21.00, di musim semi ini waktu puasa masih lebih lama ketimbang Indonesia,” ungkap Izzul.
Walaupun durasi berpuasa mencapai 14-16 jam lantaran Kanada masuk di musim semi, tetapi suhu di sana tidak panas. Suhu saat ini berkisar antara 5-16 derajat celcius. Beberapa kali juga diguyur hujan sehingga menjadi relatif sejuk.
“Untuk sahur, biasanya saya dan istri harus bangun paling lambat satu jam sebelum waktu subuh untuk menanak nasi dan berbagi tugas memasak dan membangunkan atau mengondisikan anak-anak untuk bangun sahur,” jelasnya.
Menu santap sahur dan buka puasa
Izzul beserta keluarganya mengaku masih belum bisa melepaskan diri dari menu ala Indonesia. Namun ia merasa beruntung karena di sana ada supermarket Asia (Asia Grocery) yang menjual bumbu dan bahan masakan asal Asia, khususnya Indonesia. Saat sahur, Izzul lebih sering memasak. Namun ada kalanya juga membeli makanan siap saji seperti ayam dan kemudian dihangatkan di microwave
Beberapa masjid di sana sudah mulai dibuka sejak sebelum Ramadhan. Kini, terdapat masjid yang rutin menyelenggarakan buka puasa bersama. Ada yang harian tetapi ada yang hanya mingguan atau pada akhir pekan saja.
Izzul menjelaskan bahwa komunitas Muslim di Kanada, khususnya Montreal, sangat beragam yang datang dari berbagai etnis dan bangsa. Hal inilah yang membuat menu buka puasa akhirnya kembali pada tradisi masing-masing komunitas.
“Ini pun mempengaruhi sajian takjil dan menu berbuka di masjid yang biasanya berafiliasi dengan etnis tertentu. Kalau di Indonesia terkenal dengan kolaknya, maka di sini menu takjil bisa berupa sambosa, shaksukah, falafel, qatayef, humus atau biryani,” ungkap Izzul.
Kondisi masjid-masjid di Kanada
Izzul mengatakan bahwa pandemi Covid-19 di Kanada sudah bisa dikendalikan. Masjid-masjid sudah mulai dibuka dan tidak ada lagi pembatasan-pembatasan. Bahkan jarak antar barisan (shaf) juga sudah tidak dua meter, tetapi sudah seperti biasanya.
Hanya saja, aturan bermasker masih tetap berlaku. Itulah aturan protokol kesehatan yang masih tersisa di Kanada. Selain itu, sudah tidak ada lagi persyaratan registrasi sebelum shalat di masjid. Aturan pengecekan paspor vaksin pun sudah tidak berlaku.
Saat ini, isya dimulai pukul 21.00 waktu setempat. Karena sudah sangat larut, Izzul beserta keluarga akhirnya melaksanakan shalat tarawih sekeluarga di rumah. Namun saat akhir pekan, keesokan harinya libur, dimanfaatkan untuk tarawih keliling ke masjid-masjid.
Izzul juga menyampaikan bahwa jumlah rakaat tarawih di masjid-masjid Kanada pun beragam, layaknya di Indonesia. “Ada yang 20 dan ada yang 8 rakaat dilanjutkan witir 3 rakaat. Yang saya belum nemu itu shalat tarawih 20 rakat cepat kilat ala Indonesia, nah itu sepertinya khas Indonesia deh,” ucap Izzul, berkelakar.
Kegiatan selama Ramadhan
Selama Ramadhan, terdapat banyak aktivitas komunitas Muslim yang dilakukan. Salah satunya kegiatan takjil bareng di masjid, yang sebelumnya dilakukan penggalangan dana untuk donasi charity for food aid.
“Kemudian untuk pengajian pasanan, beberapa masjid yang saya perhatikan juga sudah menggelar kegiatan ngaji mulai sore sampai jelang berbuka. Ada juga kelompok komunitas yang adakan kajian dan pengajian via zoom,” tutur Izzul.
Sementara untuk komunitas Muslim Indonesia, seiring dengan longgarnya aturan pembatasan Covid-19, saat ini sudah mulai menggelar buka puasa bersama. Misalnya di Ottawa, masyarakat Muslim Indonesia mengadakan acara buka bersama KBRI Ottawa. Begitu pula di Toronto dan kota-kota yang lain.
PCINU Amerika Serikat-Kanada pun memiliki beberapa kegiatan selama Ramadhan. Di antaranya khataman Al-Qur’an, ngaji kitab pasanan virtual bersama KH Mustofa Bisri (Gus Mus) di Kanal Youtube GusMus Channel.
Kemudian ada kegiatan kajian akhir pekan Ramadhan berkolaborasi dengan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Amerika Utara, Masyarakat Muslim Indonesia di Amerika (IMSA), Pengurus Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Amerika, dan Dompet Dhuafa Amerika Serikat (DD USA).
“Sebelum Ramadhan, kami melakukan fundraising (penggalangan dana) untuk food package (pengemasan makanan) membantu keluarga di Kabul, kerjasama dengan NU Afghanistan dan sudah disalurkan ke mereka,” pungkas Izzul.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: MUhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua