Jakarta, NU Online
Membangun pesantren membutuhkan dana yang tak sedikit. Pun dengan membangun madrasah ataupun mushalla sebagai basis perjuangan penyebaran agama. Hal ini telah dilakukan oleh para pendahulu. Saat ini, yang perlu dibangun oleh nahdliyin adalah pesantren daring (online) atau istilah lainnya pesantren virtual.
"Tidak semua santri bisa bangun pesantren, mushalla, ataupun madrasah. Tapi kita bisa bangun portal, pesantren virtual," ujar Direktur NU Online Savic Ali saat menjadi narasumber diskusi Kiai Said dan Media di Pondok Pesantren Luhur Ats-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta, pada Sabtu (19/5) malam.
Lebih dari 20 ribu pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia sudah menjadikan NU mayoritas di dunia nyata. Jika masing-masing memiliki portal dan kanal dengan konten penuh, maka Savic yakin NU pun akan menang di dunia maya.
"Tak usahlah 20 ribu. Seribu kanal saja dengan masing-masing 100 video, saya yakin menang," ucapnya penuh keyakinan.
Selama ini, katanya, NU Online, masih sendirian dalam mengimbangi portal-portal Islam yang berafiliasi ke kelompok lain. Masalanya, meskipun warga NU memiliki tradisi menulis, tetapi konsistensinya yang belum ada. "Tradisi menulis ada, tetapi konsistensi gak ada," katanya.
Menurutnya, lima sampai 10 orang juga cukup untuk mengelola pesantren online tersebut. Asalkan, katanya, konsistensinya terjaga.
Kelompok lain meskipun jumlahnya sedikit, tetapi satu kanal saja memiliki ratusan video resminya. Belum ditambah dengan potongan-potongan yang dikutip oleh akun lainnya. Maka tidak aneh, jika mereka menguasai dunia maya. (Syakir NF/Ibnu Nawawi)