Sayyid Ahmad Pesankan Pentingnya Jaga Harmoni Sesama Makhluk
Senin, 6 Februari 2023 | 14:44 WIB
KH Ihya Ulumiddin, Pengasuh Pesantren Pengembangan Dakwah Nurul Haromain Pujon, Malang membacakan makalah Sayyid Ahmad bin Muhammad Alawi al-Maliki al-Hasani pada Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I di Shangri-La Hotel, Surabaya, Senin (06/02/2023). (Foto: NUO/Syaiful Amar)
Syifa Arrahmah
Penulis
Surabaya, NU Online Jatim
Sayyid Ahmad bin Muhammad Alawi al-Maliki al-Hasani mengingatkan bahwa prinsip kehidupan yang harmonis menjadi pondasi penting dalam menjalani kehidupan setiap makhluk di muka bumi.
Hal itu disampaikan pada makalah yang disampaikan pada Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I di Shangri-La Hotel, Surabaya, Senin (06/02/2023). Pesan berupa makalah tersebut dibacakan KH Ihya Ulumiddin, Pengasuh Pesantren Pengembangan Dakwah Nurul Haromain Pujon, Malang, Jawa Timur.
"Maka, harmonisasi menjadi tolok ukur utama dalam menjalani kehidupan dengan sesama makhluk beragama," kata Sayyid Ahmad.
Ia menerangkan, hal itu, telah terbukti dan dicontohkan Nabi Muhammad SAW dalam membimbing kaum Quraisy dari zaman pra Islam (jahiliyah) dengan akhlak mulia.
"Mekkah pada saat itu, seperti yang kita ketahui, ada dalam kegelapan dan kejahilan. Tapi Nabi SAW dengan sabar dan akhlak mulianya menghadapi itu," terang dia.
Sebagai orang yang berpanutan kepada Nabi SAW, terang dia, sepatutnya umat Islam dalam menghadapi setiap tantangan atau perbedaan di zaman sekarang harus menyikapinya dengan kepala dingin. Demikian pula bersikap dewasa sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
"Nabi SAW sebagai panutan kita, maka sudah barang tentu patut kita teladani perangainya," jelas dia.
Nabi Muhammad SAW, lanjut dia, juga mencontohkan untuk mengatasi fitnah yang dapat memecah belah umat. Karena yang dibutuhkan saat ini kesatuan umat karena banyak pihak menginginkan untuk meruntuhkannya.
"Yang perlu dilakukan seorang muslim keterbukaan, loyalitas, dan keadilan, kesadaran atas hak dan kewajiban. Dan tujuan utama dari seorang muslim adalah agar menjadi khalifah di muka bumi," ungkapnya.
Oleh karena itu, dalam kesepakatan piagam Madinah Nabi SAW menyepakati untuk tidak membeda-bedakan kedudukan sesama makhluk beragama. Hal ini untuk menghindari perpecahan dan fitnah yang dapat menimbulkan perpecahan pada masa itu.
"Nabi menyamaratakan semua kehidupan pasca piagam Madinah, baik Islam maupun non-Islam," tuturnya.
Secara khusus, Kiai Ihya menyampaikan apresiasi Sayyid Ahmad bin Muhammad Alawi untuk gelaran akbar Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I ini.
“Saya apresiasi gelaran yang diselenggarakan NU sebagai organisasi moderat dan pilar persatuan Indonesia," pungkasnya.
Perlu diketahui bahwa Sayyid Ahmad bin Muhammad Alawi al-Maliki al-Hasani adalah salah satu ulama Sunni yang menjadi rujukan dunia saat ini.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Syaifullah Ibnu Nawawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua