Mojokerto, NU Online
Kementerian Pertanian Melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), melakukan panen jagung bersama petani dan Perum Bulog di Dusun Lengkong, Desa Kedung Lengkong Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto, Sabtu, (10/11).
Direktur Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Fadjar Sumping Tjaturrasa menyatakan, panen jagung saat ini menjawab keluhan masyarakat mengenai kurangnya stok jagung bagi pakan ternak.
"Kementerian Pertanian juga memastikan petani jagung saat ini menikmati harga yang layak", ungkap Fadjar di sela panen 52 hektar jagung di Desa Kedung Lengkong Mojokerto.
Selain itu, Fadjar menambahkan, Kementan berkomitmen menyerap jagung produksi petani dan memenuhi kebutuhan pakan ternak, baik untuk kebutuhan industri pakan ternak maupun peternak mandiri. Fadjar memberi apresiasi dan meminta petani untuk terus berproduksi mengingat kebutuhan jagung terus meningkat.
Kepala Dinas Pertanian Mojokerto Soelistyowati Dinas memberikan reward bagi petani yang mampu mempertahankan lahannya diberikan bantuan irigasi tersier, pompa air, hand traktor, combine harvester. Kabupaten Mojokerto telah memiliki peraturan daerah Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) untuk menjamin petani terus bertani dan lahan pertanian tidak menyusut.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Mulyo Moh Duhri mengatakan, petani senang lantaran harga jagung yang cukup bagus. Harga jagung kering mereka dibeli oleh para bakul jagung berkisar antara 3.700 hingga 3.800 per kilogram, dengan produksi 7, 5 ton per hektar.
Duhri bersama 62 orang anggotanya berharap harga tidak jatuh lagi hingga 2.900 seperti 3 bulan lalu. Harapan besar mereka agar pemerintah dapat membantu menjaga kestabilan harga agar tidak terlalu rendah.
Harapan lainnya, mereka berharap Kementan dapat membantu memberikan bantuan pompa air untuk mengatasi masalah air bagi sawah mereka. "Bila harga dapat dijamin bagus dan memberi untung, anak muda di desa ini gak akan lari bekerja di pabrik", ujar Duhri.
Secara umum dalam kurun waktu 2014-2017 terdapat peningkatan produksi jagung. Pada tahun 2014, produksi jagung di Indonesia sebesar 19,0 juta ton, lalu tahun 2015 meningkat menjadi 19,6 juta ton. Pada tahun 2016 produksi jagung kembali meningkat menjadi 23,6 juta ton, demikian juga tahun 2017 mencapai 28,9 juta ton. Menteri pertanian Amran Sulaiman menargetkan produksi jagung pada tahun 2018 mencapai 30 juta ton.
Selain di Mojokerto, Kementan juga melakukan panen serentak di sejumlah titik di provinsi Jawa Timur bersama pemerintah daerah pada Sabtu, 10 November 2018.
“Gelaran panen jagung secara serentak ini dapat menjadi bukti petani kita masih bisa mencukupi kebutuhan jagung saat ini,” ungkap Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Maman Suherman dalam keterangan pers.
Gelaran panen raya untuk Provinsi Jawa Timur akan diadakan di 7 kabupaten, yaitu Tuban, Lamongan, Lumajang, Jember, Kediri, Mojokerto, dan Pasuruan. “Terdapat 10 kecamatan yang direncanakan akan mengadakan panen raya,” sebut Maman.
Hingga keterangan pers ini dirilis, tercatat areal panen kurang lebih seluas 5 ribu hektare. Luas panen terbesar terdapat di Kecamatan Jenggawah, Jember seluas 2.901 hektare dan Kecamatan Kraton, Pasuruan seluas 1.496 hektare.
Informasi tentang panen jagung minggu ini sebelumnya sempat diutarakan oleh Ketua Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) Sholahuddin, minggu lalu. Sholahuddin menyebutkan sejumlah lokasi di Jawa Timur siap untuk melakukan panen.
Lebih lanjut, Sholahuddin optimistis bahwa produksi jagung hingga akhir tahun bisa mencapai target yang ditetapkan pemerintah. Apalagi panen di tahun ini mencakup lahan yang luas. "Pertanaman jagung Bulan September mencapai 5,86 juta hektar tersebar diwilayah Indonesia, dan sampai Bulan Oktober produksi jagung diperkirakan mencapai 25,97 juta ton, Insya Allah dengan semangat petani untuk menanam, target 30,05 juta ton jagung di 2018 bisa tercapai, semangat petani itu yang perlu kita jaga," tutur Sholahuddin.
Dalam kurun waktu empat tahun, produksi jagung telah meningkat signifikan. Pada tahun 2014, produksi jagung di Indonesia sebesar 19,0 juta ton, dan tahun 2015 meningkat menjadi 19,6 juta ton. Pada tahun 2016 produksi jagung kembali meningkat menjadi 23,6 juta ton, demikian juga tahun 2017 mencapai 28,9 juta ton. (Red: Ahmad Rozali)