Nasional SANTRI BELA NEGARA

Sekjen PBNU Harapkan Santri Jadi Duta Perdamaian

Sabtu, 21 November 2015 | 11:01 WIB

Jakarta, NU Online
Para santri yang ikut kegiatan pelayaran santri bela negara menjadi duta perdamaian. Pasalnya, mereka selama ini diketahui sebagai juru damai yang menganut Islam moderat.<>

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini kepada NU Online di sela-sela persiapan registrasi peserta yang digelar di KRI Banda Aceh-593 markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Jakarta Utara, Jumat (20/11).

“Melalui program ini, para santri akan dididik menjadi duta perdamaian. Di acara ini, kami akan memberikan materi resolusi konflik. Intinya kita hendak melahirkan juru-juru damai,” kata Helmy.

Helmy berharap, ke depan program perdana ini menjadi kegiatan tahunan. “Kita serahkan kepada pemerintah, dalam hal ini TNI. Silakan mengambil momentum hari ini sebagai bagian program pemerintah ke depan,” tegasnya.

Senada dengan Helmy, Panglima Kolinlamil Laksda TNI Aan Kurnia mengatakan acara perdana ini sungguh luar biasa. Pasalnya, acara tersebut bisa memupuk rasa kebangsaan khususnya dari para santri. “Saya juga berharap, sebagaimana Bapak Mendikbud, mudah-mudahan ini bisa berlanjut,” tegasnya.

Meski demikian, Aan Kurnia memastikan ada seleksi yang lebih ketat lagi bagi para santri.”Jadi nanti, sebagai contoh, musti ada tes seperti Bahasa Arab, tes Toefl, juga ada tes dari daerah masing-masing,” harapnya.

Selain itu, lanjut Aan, para santri musti menampilkan budaya atau tradisi setempat. Sehingga kawan-kawannya dari daerah lain mengenal tradisi masing-masing. “Intinya untuk mengenalkan kebudayaan yang beragam itu. Dan ini disatukan dalam Bhinneka Tunggal Ika. Bagus sekali acara ini,” tandasnya.

Aan berharap para santri yang berkesempatan ikut serta program perdana ini bisa menyuarakan hasil kegiatan ini ke teman-temannya yang tidak ikut. “Karena peserta kali ini tentu memiliki nilai lebih untuk membangun rasa kebangsaan, cinta Tanah Air, dan kebhinnekaan yang kita miliki,” pungkasnya. (Musthofa Asrori/Fathoni)