Sempat Libur, Kajian Syarah Al-Hikam Rais Aam PBNU di Bulan Ramadhan Kembali Berlangsung
Sabtu, 15 Maret 2025 | 14:00 WIB

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar saat menyampaikan pengajian kitab Al-Hikam di Pesantren Miftachussunnah, Surabaya, Jawa Timur. (Foto: tangkapan layar kanal Youtube Multimedia KH Miftachul Akhyar)
A. Syamsul Arifin
Penulis
Jakarta, NU Online
Pengajian Kitab Syarah Al-Hikam asuhan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar kembali berlangsung pada Ramadhan 1446 H di Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya, Jawa Timur.
Majelis ilmu yang digelar rutin setiap selepas shalat Jumat ini sempat libur dua kali pertemuan. Sebabnya, Kiai Miftach harus ke Makkah menghadiri undangan dari Liga Muslim Dunia (MWL), sebuah lembaga Islam internasional yang berperan dalam membela umat Islam dan menyebarkan ajaran Islam.
Semula pengajian kitab tersebut sudah terjadwal dimulai pekan pertama bulan Ramadhan. Kiai Miftach juga sebelumnya tak pernah menduga akan diundang mengisi forum yang diselenggarakan MWL. Undangan itu terbilang cukup mendadak. Masuk tiga hari bulan Ramadhan, Kiai Miftach baru menerimanya.
"Masuk awal Ramadhan saya belum mendengar kalau ada undangan dari Rabithah Alam Islami dari Makkah. Jadi, saya tidak mengumumkan pengajian bakal libur, saya pikir tetap ngaji," katanya, Jumat (14/3/2025) di depan jamaahnya.
Sempat berpikir tidak datang, lantaran pengajian sudah terjadwal di bulan Ramadhan. Namun karena alasan prinsip, menghormati MWL itu dan tak ingin memutus silaturahim, Kiai Miftach kemudian memutuskan memenuhi undangan itu.
Di sisi lain, Kiai Miftach sebelumnya pernah menolak tawaran Rabithah Alam Islami saat diminta masuk di kepengurusan. Alasannya, ada kekhawatiran aneka tanggung jawabnya yang selama ini diemban tidak bisa ditunaikan dengan maksimal.
"Nah, kalau undangan ini saya tolak, tidak datang, nanti saya dianggap tidak senang kepada Rabithah, akhirnya meski kondisi belum sehat, masih meriang, flu, akhirnya saya tetap datang," tuturnya.
Di Makkah, Kiai Miftach tidak hanya memenuhi undangan, tetapi sekalian menjalani ibadah umrah. Terhitung enam hari. "Rencana awal tiga hari di Makkah dua hari di Madinah sekalian umrah, tapi ternyata di Makkah dan Madinah enam hari bukan lima hari karena menyesuaikan jadwal tiket kepulangan," terangnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya ini bersyukur bisa kembali ke Tanah Air dengan selamat, hingga dapat melanjutkan kembali pengajian Kitab Syarah Al-Hikam bersama para santrinya dan masyarakat sekitar. "Alhamdulillah kita bisa bertemu lagi. Dua pertemuan pengajian libur," ujar Kiai Miftach.
Karena Ramadhan telah memasuki pertengahan, Kiai Miftach menyampaikan bahwa pengajian kitab tasawuf ini dimungkinkan akan berlangsung dalam satu pertemuan lagi. Para santri akan menjalani liburan di halaman kampungnya masing-masing saat memasuki akhir Ramadhan. Begitu juga dengan sebagian jamaah lainnya yang tentu akan mudik.
"Karena terpotong dua kali pertemuan, mungkin ngajinya tinggal satu atau dua kali. Kemungkinan pada dua Jumat lagi sudah pada mudik," pungkasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Ini Amal dengan Pahala Terbaik bagi Orang Puasa Ramadhan
2
Khutbah Jumat: Nuzulul Qur’an dan Perintah Membaca
3
Khutbah Jumat: Nuzulul Qur’an dan Anjuran Memperbanyak Tadarus
4
Khutbah Jumat: Ramadhan, Bulan Turunnya Kitab Suci
5
Khutbah Jumat: Melihat Tabiat Buruk Manusia dalam Al-Quran
6
PBNU Adakan Mudik Gratis Lebaran 2025, Berangkat 25 Maret dan Ada 39 Bus
Terkini
Lihat Semua