Nasional JELANG MUKTAMAR KE-33 NU

Siap Pimpin NU, As’ad Ali: Kita Kerjakan yang Kongkret Saja

Rabu, 15 Juli 2015 | 05:50 WIB

Makassar, NU Online
Nama As’ad Said Ali belakangan muncul menjadi salah seorang calon Ketua Umum PBNU melengkapi dua calon yang muncul lebih dulu, Said Aqil Siroj dan Salahuddin Wahid. Selasa (14/7) kemarin ia datang ke Makassar bersilaturrahim dengan AGH Sanusi Baco dan sejumlah ketua NU di pulau Sulawesi.<>

Dalam pertemuan yang dihadiri sidikitnya 53 ketua PCNU di wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan Gorontalo, ulama kharismatik yang sangat disegani di Sulawesi AGH Sunusi Baco menyampaikan pesan khusus kepada As’ad Said Ali.

“Setiap kita yang diberi amanah sebagai pemimpin maka prilaku kita harus berbeda denga yang lain, harus menjadi teladan yang baik buat umat,” demikian pesan Gurutta Sanusi Baco.

Para ketua NU menyampaikan pandangan mereka dan harapan mereka terkait kepemimpnan NU ke depan. Ketua PCNU Polewali Mandar, Arsyad mengatakan NU Adalah organisasi besar yang secara nasional dan internasional diakui perannya. Karena itu, organisasi ini harus dipimpin oleh orang besar yang punya kemampuan organisasi yang besar.

“Pak Dr As’ad Said Ali memiliki kemampuan itu. PBNU yang akan datang harus memberikan perhatian kepada perkembangan NU di luar Jawa sampai ke tingkat bawah, jangan hanya di Jawa. Kita ini organisasi besar,” katanya.

Sekretaris PWNU Sulawesi Selatan Prof Arifin mengaku apresiatif dengan mimpi NU di masa depan seperti sering disampaikan oleh As’ad Said Ali.

“Khusus untuk Sulawesi, saya kira kehadiran ang terhormat Anre Gurutta Haji Sanusi Baco adalah pertada baik buat ita di masa depan,” katanya.

As’ad Said Ali mengatakan, penataan organisasi dan konsolidasi perlu terus dilakukan di lingkungan internal NU menghadapi berbagai tantangan dan perubahan. “Kita akan melakukan yang kongkret-kongkret saja,” katanya kepada NU Online di sela acara silaturrahim.

Menurutnya, saat ini NU ingin tampil menawarkan gagasannya ke tingkat internasional. Langkah kongret yang perlu dilakukan, menurutnya, adalah penerjemahan karya-karya tentang NU atau karya ulama NU ke dalam bahasa Arab.

“Dengan cara itu, pandangan NU atau Islam Nusantara akan dikenal orang. Selain itu kita menjalin hubungan dengan negara negara Muslim, saling mengunjungi dan bertukar pelajar. Afganistan sudah mendirikan NU di sana, sebentar lagi juga warga muslim India juga akan mendirikan NU,” kata alumni Pesantren Krapyak Yogyakarta itu.

Dalam bidang dakwah dan penyebaran gagasan-gagasan NU, merurut As’ad, dirinya akan memanfaatkan berbagai media modern yang menarik minat generasi muda.

“Kalau bikin televisi nasional biayanya mahal sekali. Kita bikin aja PH (production house) nanti kita taruh di televisi yang ada misalnya di Jakarta ada sendiri, lalu Surabaya sendiri, dan beberapa kota. Dengan cara itu kita akan bisa mengisi khazanah sinetron. Kita akan mengambil segmen kita sendiri karena segmen kita tidak bisa diwakili orang lain,” katanya.

“Kita punya banyak nadzaman atau syiir atau pujian ulama-ulama kita zaman dulu itu tinggal kita serahkan pada pemusik biar sesuai dengan anak muda bagaimana. Anak NU yang terjun di musik juga sudah banyak,” tambahnya.

Hal lain yang akan menjadi konsentrasi NU ke depan adalah soal kemandirian ekonomi. “Jumlah warga NU yang besar ini jangan menjadi beban, tapi justru menjadi kekuatan kita. Kita perbaiki data base. Kalau kita punya data tentang kekuatan dan potensi kita, akan menjadi bahan untuk bernegoisasi dengan orang lain,” katanya.

Ditambahkan, pada periode kemarin dirinya sebagai Wakil Ketua Umum PBNU memengang tanggung jawab untuk melaksanakan program kaderisasi. Katanya, program kaderisasi akan dilanjutkan kerena dari situlah dipersiapkan para calon pemimpin-pemimpin NU di masa depan. Selain kaderisasi, PBNU akan melakukan upaya-upaya untuk menarik para kader potensial NU non struktur agar bisa memperkuat jam’iyah NU.

Sebelumnya KH As’ad Said Ali yang didamping KH Masyhuri Malik dan beberapa pengurus PBNU juga bersilaturrahim dan berdialog dengan sejumlah pengurus NU di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, Aceh dan Nusa Tenggara Timur (Abdul Hadi/Andi M. Idris/Anam)