Jombang, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Queen Al Azhar Darul Ulum Rejoso, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur KH Zahrul Azhar As'ad meminta masyarakat tak lagi tidak 'menghakimi' Sandiaga Uno karena cara wudhunya yang berbeda dari kebanyakan.
Menurutnya, mengambil air wudhu dengan cara mencelupkan tangannya beberapa kali ke air di dalam gayung itu memiliki dasar, yakni hadits yang selama ini tidak dipakai sebagai dasar yang digunakan mayoritas ulama Mazhab Syafi'i.
"Ya biarkan saja Mas Sandi seperti itu, karena merujuk dasar yang dipakai ulama lain. Berarti selama ini dia tidak mengikuti Mazhab Syafi'i yang mainstream di Indonesia," kata kiai muda yang akrab disapa Gus Hans tersebut, Senin (31/12).
Gus Hans menambahkan, cara berwudlu Sandiaga cukup berbeda dengan kebanyakan Muslim Indonesia yang menganut Mazhab Syafi'i.Ia juga menambahkan bahwa pilihan untuk mengikuti pandangan lain ulama merupakan hak pribadi Sandiaga yang tidak perlu untuk diperdebatkan.
"Menurut Sandi cara wudhu seperti itu sah karena dasarnya selain Syafi'i, dan kita tidak boleh merasa paling benar sendiri. Cuma kalau santri bermazhab Syafi'i, air disiramkan pakai gayung. Bukan diobok-obok di dalam gayung begitu," paparnya. Selanjutnya, Gus Hans menyerahkan ke publik untuk menyikapi masalah ini secara adem dan bijaksana.
Sebelumnya warganet ramai membincangkan cara wudhu Sandiaga Uno dengan mencelupkan tangan beberapa kali ke dalam gayung berisi air. Cara wudhu demikian memicu perdebatan publik karena tak lazim di kalangan Muslim Indonesia yang mayoritas mengikuti mazhab Syafii. (Syarif Abdurrahman/Ahmad Rozali)